Pertahanan Darurat - 3

2K 381 9
                                    

Kim Dokja tidak bisa membunuh Gong Pildu karena dia sangat berguna untuk berbagai skenario di masa depan. Jadi Kim Dokja pun memutuskan untuk berfokus pada menghancurkan tanah pribadi Gong Pildu tersebut.

"Uhh… Di-dia pingsan.."

"Bajingan ini…"

Akan tetapi, metode ini membutuhkan kekuatan yang luar biasa kuat. Kekuatan tiada banding yang bisa menghancurkan seluas apapun tanah yang ada dalam satu pukulan. Itulah kenapa Kim Dokja mengebut evolusi Lee Hyunsung.

"Eeeek…!"

Orang-orang yang terjatuh ke lantai bawah kini mengerang kesakitan. Operasinya berjalan sukses.

Zona-zona hijau mulai menghilang dan para tuan tanah kehilangan kamar-kamar mereka. Wajah Gong Pildu yang penuh tertutup debu kini menatap tajam ke arah Kim Dokja.

"B-bajingan!"

"Habisi mereka!" Orang-orang aliansi pun berseru. [Y/n] pun berlari ke arah peron bersama Lee Hyunsung.

"Kak Hyunsung, berapa kali lagi kamu bisa mengaktifkannya?"

"…Kemungkinan sekali-dua kali lagi."

Lee Hyunsung tampak terengah-engah dan kelihatan sangat kelelahan. Bagaimana tidak, stigma Great Mountain Smash itu salah satu skill pamungkas yang menguras sangat banyak stamina dan magic power. Tidak banyak skill yang bisa menandingi Great Mountain Smash murni dalam hal kekuatan fisik di antara sekian banyak skill tipe penguat fisik.

Anggota kelompok Kim Dokja yang tadinya berpencar, kini mulai berlarian ke arahnya. Kim Dokja pun bertanya pada Yoo Sangah yang berada di depan mereka.

"Ada tempat yang tidak bisa kalian hancurkan?"

"Kami berhasil menghancurkan keduanya!"

"Aku tidak menyangka kamar-kamarnya bisa hancur begitu saja. Padahal kita cuma menghantam lantainya dengan sekuat tenaga dan langsung pecah…" Sambung Jung Heewon.

"Hei, bukankah itu karena kak Heewon kuat?" ucap [Y/n] kepada Jung Heewon.

"Jangan memujiku seperti itu atau aku akan besar kepala."

Yoo Sangah, Jung Heewon, dan Lee Gilyoung menghancurkan zona hijau yang kecil-kecil. Kebanyakan zona hijau yang ada hanya muat untuk 3 orang atau lebih sedikit, kecuali tentu saja zona hijaunya Gong Pildu. Ada juga beberapa yang tidak jelas kepemilikannya, tapi sudah ada orang lain yang mengurusnya.

[Y/n] dan Kim Dokja menuruni tangga menuju koridor jalur 4 dan melihat wajah yang dia kenal. Pedang yang dipegangnya mengayun di udara. "Kamu menghancurkannya?"

"Ya, mudah sekali."

"Jihye memang bisa diandalkan."

"Tentu saja kakak!"

Peran Lee Jihye adalah untuk menghancurkan zona hijau yang memuat 5-8 orang. Itu tugas yang bahkan sangat berat untuk dilakukan Jung Heewon seorang diri. Dia benar-benar muridnya Yoo jonghyuk dan inkarnasi dari pahlawan besar. Jadi sekarang di Chungmuro sudah tidak ada lagi zona hijau.

"Terus sekarang gimana? Para bajingan itu pasti akan mengamuk dan mengejar– Ah, baru saja aku bilang."

Lee Jihye mengernyit saat melihat ke arah belakang Kim Dokja. "Sekarang aku tidak akan membantumu."

"Aku sudah tidak butuh kok."

Jung Heewon bersungut-sungut sembari memperhatikan Lee Jihye yang meninggalkan mereka. "Apa-apaan anak itu?"

Sebuah pesan pun berbunyi.

[Skenario buronan berhadiah telah muncul!]

——————וח—————

Time [ORV Fanfic X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang