Perang Tahta - 4

1.6K 366 36
                                    

"Ayo maju sampai ke tiang benderanya!"

Berdasarkan arah datangnya, tampaknya dia adalah delegasi dari faksi Myeongdong. Jadi mereka bekerja sama dengan faksi Dongdaemun.

[Delegasi Myeongdong 'Kim Hyuntae' mengaktifkan efek kekuatan 'bendera merah'!]

Dia seseorang yang sudah merubah benderanya. Dan bahkan warnanya sudah merah.

Sebenarnya kunci dari 'Perebutan Bendera' ini adalah warna dari benderanya. Warna benderanya sendiri akan berubah mulai dari putih ke merah, biru laut, coklat, ungu, dan terakhir hitam. Kekuatan efek benderanya akan semakin bagus dengan semakin naiknya tingkatan warnanya.

[Faksi Myeongdong telah mendapatkan efek buff dari bendera merah!]

[Attack dan defense masing-masing telah meningkat hingga 5%!]

Kalau benderanya sudah merah, itu artinya dia sudah mengambil alih satu atau lebih stasiun, atau dia sudah membunuh pembawa bendera dari stasiun lain.

Kalau melihat matanya, sepertinya dia punya kekuatan tempur yang lumayan. Tapi, tidak seharusnya dia mengincar Chungmuro.

[Karakter 'Gong Pildu' telah mengaktifkan 'Armed Zone' Lv. 6!]

[Karakter 'Gong Pildu' telah mengaktifkan 'Private Property' Lv.6!]

Gong Pildu tidak kalah cepat bertindak. "Cecunguk kecil…!"

Kim Dokja senang karena tidak perlu menggunakan Command Rights. Kalau sudah begini, Kim Dokja jadi yakin menyerahkan pertahanan Chungmuro pada Gong Pildu.

Delapan turret mini menembakkan pelurunya dalam waktu bersamaan ke arah orang-orang faksi Myeongdong yang mengincar tiang benderanya.

"A-Apa?!"

"Owaaaaack"

Dududududu!

Gumpalan daging bertebaran di udara. Gong Pildu benar-benar karakter nge-cheat.

"Kuaaack! Berkumpul!"

Para faksi Myeongdong pun berkumpul untuk membentuk formasi pertahanan yang rapat, tapi sayangnya itupun masih tidak cukup kuat di hadapan Zona Bersenjata level 6. Sungguh pemandangan yang membanggakan, yang membuat Kim Dokja merasa keputusannya untuk membuat Gong Pildu menyelesaikan skenario Pertahanan Darurat sendirian benar-benar sangat tepat.

Kwang! Kwaang! Kwaaaang!

Berapa peluru yang sudah ditembakkan? Peluru magis yang sudah diperkuat itu membuat orang-orang faksi Myeongdong dipenuhi lubang dan tumbang. Gong Pildu benar-benar menakutkan sebagai lawan, akan tetapi sangat kuat sebagai kawan.

"T-Tidak ada yang mengatakan tentang ini!"

"Mundur!"

Semua keributan itu menyebabkan [Y/n] terusik dalam tidurnya. Hingga dia tidak tahan lagi dan berteriak, "Diam!"

Semua orang lantas menoleh ke asal suara.[Y/n] membuka matanya dengan kesal. Matanya berkilat dingin. "Aku hanya ingin tidur sebentar. Kenapa tidak ada yang paham sih?!"

Kim Dokja dapat merasakan kalau [Y/n] sangat kesal sekarang. [Y/n] perlahan bangun dan menatap datar semua orang. "Aku sudah bilang kan, jangan berisik. Kalau kalian memang tidak bisa diam, maka biar aku yang membuat kalian diam."

Sedetik setelah mengatakan itu, [Y/n] langsung melesat maju dengan Crimson Tear dalam wujud pedangnya. Dalam kedipan mata beberapa orang sudah kehilangan kepalanya.

"Keokkkk!"

"Akkkhhh!"

Semua orang di sekitar menatap [Y/n] dengan ketakutan. Ada yang terdiam kaku, ada yang jatuh terduduk, dan ada yang mencoba lari. Tapi, tidak ada tempat untuk mereka melarikan diri.

Time [ORV Fanfic X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang