Orang-orang mulai panik dan histeris melihat serangga yang kabur dari kotak.
"Oi! Kenapa harus kamu lempar!"
Ada beberapa orang yang hanya terperangah di tempat, dan beberapa yang agresif mulai meluapkan emosi pada Kim Dokja.
"Dasar bajingan!"
"Lebih baik kalian cepat mencarinya, waktu hanya tersisa tiga menit lagi."
Mendengar ucapan Kim Dokja, orang-orang pun segera tersadar dan mulai kalang-kabut mencari serangga-serangga yang kabur. Wajah beringas mereka bagaikan hewan buas yang kehilangan akal sehatnya.
"Sungguh orang-orang bodoh." kata [Y/n].
Gerbong kini berubah menjadi arena pertarungan yang kacau-balau.
"Hei, kenapa kau melakukan itu? Memangnya tidak bisa bagi serangganya kayak biasa?"
[Y/n] menengok kebelakang dan mendapati Kim Namwoon kini sedang berdiri dan menegakkan tubuhnya. Kim Dokja menjadi waspada saat remaja itu meregangkan lehernya dan menjawab, "Ada 12 orang tersisa."
"Hah?"
"Serangga di dalam sana hanya tinggal 3."
"Kim Namwoon mengerutkan dahinya sebelum akhirnya tersenyum lebar. "3 banding 12? Hahahahaha! Karena sudah pasti tidak semua orang akan selamat, makanya kau lempar saja?"
"Iya."
"Jangan bercanda."
"...?"
"Orang yang masih sehat akalnya tidak akan melakukan itu." Wajah Kim Namwoon semakin sumringah. "Jujur saja. Kau cuma mau melihat adegan macam itu, kan?"
'Ya habis seru sih.' kata [Y/n] dalam hati.
[Y/n] ingat remaja ini. The Delusion Demon, Kim Namwoon.
Remaja yang telah lama menanti-nanti kehancuran dunia dan yang paling cepat dalam beradaptasi dengan dunia ini.
"Bergabunglah denganku. Mau tidak?"
"Maaf ya, tapi aku lebih suka sendirian."
"Oh ya? Hmm, sayang sekali." Kim Namwoon membasahi bibirnya dan mendekat ke arah Kim Dokja. "Kalau gitu, bisa geser dikit gak? Aku masih ada urusan sama nenek tua di belakangmu itu."
Mendengar ucapannya, Kim Dokja dan [Y/n] melihat ke belakang. Nenek yang kini telah pingsan karena babak belur dan berlumuran darah itu tampak sekarat.
"Mau apa kamu?"
"Memang perlu ditanya?"
"Kamu tidak mau menangkap serangganya?"
"Serangga yang di sana? Buat apa?" Ucap Kim Namwoon sambil tertawa. "Aku kan sudah dapat satu serangga di depanku."
[Y/n] bisa merasakan aura pembunuh berdarah dingin dari Kim Namwoon. Karakter yang hanya ada di dalam novel, kini berdiri tepat di hadapannya dengan aura kegilaan. [Y/n] sedikit kagum.
Saat itulah [Y/n] mendengar sebuah suara.
[Skill Eksklusif, "Weakness Point" diaktifkan.]
"Huh?"
Dengan cepat [Y/n] menatap Kim Namwoon dan mendapati titik-titik merah di sebagian tubuhnya.
'Apa mungkin.. Kelemahan bocah ini tepat pada titik itu? Jika benar, apa aku bisa melihat titik kelemahan semua orang?' pikir [Y/n] bersemangat.
Mata [Y/n] bergeser pada Kim Dokja. Dan benar saja wanita itu bisa melihat titik-titik merah di tubuhnya.
"Hahaha--" [Y/n] buru-buru menutup mulutnya saat dia tidak sengaja tertawa senang sehingga tiga orang menatap secara berbeda-beda padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time [ORV Fanfic X Reader]
Fanfiction[Y/n] menghabiskan sisa waktunya dalam kebosanan. Suatu hari sahabat baiknya datang dan membacakan sebuah novel untuknya. Hingga dia mendengar nama yang entah kenapa membuatnya sangat tertarik jadi [Y/n] mendengarkan dengan tenang hingga tamat. "Aku...