Penjaga Kegelapan - 1

2.9K 517 35
                                    

[K-Kalau begitu, kuserahkan semua pada kalian ya! Yihihihi!]

Setelah mengucapkan itu, si Dokkaebi pun menghilang dari pandangan.

Sanksi makanan dan sanksi bertahan hidup. [Y/n] sudah tahu tentang sanksi itu.

Jung Heewon memastikan kalau biskuit yang ada di kantongnya benar-benar sudah menghilang, dan bertanya dengan suara pelan kepada Kim Dokja.

"Dokja-ssi, apa kamu sudah tahu kalau akan begin–"

"Aku memang tahu kalau ini akan terjadi. Tapi aku cuma memprediksi bagaimana cara si Dokkaebi itu menyiksa manusia dalam situasi ini."

"…Bukankah prediksimu itu terlalu tepat meski cuma untung-untungan?"

Kim Dokja memanggil Lee Hyunsung dan yang lainnya. Karena situasinya sudah berubah, sekarang saatnya untuk bergerak.

"Kembalikan makanan kami!"

"Kenapa, kenapa jadi begini?"

Orang-orang dari golongan pinggiran pun mulai menangis. Bahkan Cheon Inho dan golongan sentralnya juga kini hanya bisa terdiam dengan pandangan kosong melihat stok makanan mereka yang menghilang begitu saja. Mata [Y/n] bertemu dengan Cheon Inho yang kini hanya bisa menggigit bibir.

Setelah itu, Cheon Inho mulai sibuk mengumpulkan semua orang demi meredam kekacauan yang kini terjadi.

"Semuanya, harap berkumpul. Saya akan menyampaikan pengumuman darurat."

Isi pengumumannya sangat sederhana: situasinya semakin memburuk, jadi dibutuhkan banyak pengintai dari golongan pinggiran. Mereka harus bergerak cepat. Saat ini di area bawah tanah ini sudah tidak ada makanan sama sekali.

"Kami tidak akan membagikan makanan untuk orang-orang yang bukan dari tim pengintai."

Meskipun pernyataannya sangat keras, tidak ada satu pun orang yang protes. Tidak, mereka tidak bisa protes. Dalam situasi seperti ini, wajar saja keputusan seperti itu dibuat. Mereka semua menyadari situasinya dan satu persatu mencalonkan diri sebagai pengintai.

Melihat hal ini, Lee Hyunsung mulai khawatir dan bertanya, "Dokja-ssi, kita harus bagaimana sekarang?"

"Tentu saja kita harus pergi mencari makanan."

Raut wajah Kelompok Kim Dokja pun tampak tegang. Mencari makanan. Itu berarti, "Jadi, kita harus menjadi pengintai juga? Masih ada banyak makanan di atas sana."

"Tidak, kita tidak akan naik ke atas. Sekalinya kita keluar sana, sudah pasti kita akan mati." ucap [Y/n] tanpa melihat lawan bicaranya lantaran sibuk bermain dengan kupu-kupu yang mengelilinginya.

Kim Dokja memperhatikan wanita itu dan kupu-kupu yang memiliki warna yang tidak biasa. Kim Dokja bertanya dengan heran, "[Y/n] dari mana kupu-kupu itu berasal?"

"Tidak tahu, tapi mereka cantik kan?"

"Kakak, warna mereka cantik sekali." ucap Lee Gilyoung yang mengukurkan tangan ingin menyentuh kupu-kupu dengan berbagai warna ungu dan biru yang sangat cantik.

"Gilyoung jangan sentuh! Mereka beracun!" teriak [Y/n] dengan suara panik.

Mendengar itu Kim Dokja dengan cepat menarik Lee Gilyoung dan memeluk anak itu. "[Y/n] jika kamu tahu mereka beracun kenapa masih menyentuhnya!"

"Benar, [Y/n]-ssi. Itu sangat berbahaya."

"Tidak, tidak. Mereka tidak berbahaya untukku. Dan aku juga bisa berkomunikasi dengan mereka."

"Huh?" ucap semua orang bingung.

Kim Dokja memperhatikan kumpulan kupu-kupu terbang di sekitar tubuh [Y/n], dan beberapa hinggap di tangan wanita itu. Kulitnya yang putih tampak tidak terlihat ciri-ciri keracunan.

Time [ORV Fanfic X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang