Pertahanan Darurat - 2

2.1K 385 3
                                    

Akhirnya, waktu yang dinantikan telah tiba. Kim Dokja mengumpulkan seluruh party-nya di peron 3. Masing-masing mereka mengecek senjatanya. Lee Hyunsung telah melakukan kerja bagus dalam mengurusnya.

"Aku sudah melakukan sesuai permintaan Dokja-ssi."

Sebelumnya, senjata yang mereka punya sudah ketinggalan jaman, jadi Kim Dokja meminta Lee Hyunsung untuk membuatkan yang baru. Materialnya berasal dari monster bawah tanah level 8, Groll, yang semalam berhasil terbunuh. Bilah tajamnya dibuat dari memotong tanduk para groll. Meski tidak begitu panjang, tapi untuk sementara ini [Y/n] rasa sudah cukup baik.

Jung Heewon pun tersenyum puas. "Kok kayaknya lebih ringan sama lebih tahan banting deh, ya gak?"

"Ah.. Dokja-ssi, Hyunsung-ssi, terima kasih banyak ya." Yoo Sangah pun membungkuk berterima kasih.

Karena tanduk groll tidak bisa dipakai untuk membuat senjata pemukul, pada akhirnya cuma Lee Gilyoung yang masih menggunakan senjata lamanya yang terbuat dari tulang tikus tanah. Lee Gilyoung terus menunduk menatap lantai. Anak ini bisa merajuk juga ternyata, [Y/n] pun mengelus-ngelus kepalanya.

"Yang akan kita lakukan kali ini tidaklah mudah. Situasinya bahkan lebih berbahaya dibanding kemarin. Kalian semua siap?"

Semua orang mengangguk. "Kalau begitu, kita mulai sekarang."

Mulai sekarang, mereka bertarung melawan waktu. Semuanya harus dilakukan dalam jangka waktu yang sesingkat mungkin sebelum para Aliansi Tuan Tanah menyadari apa yang sedang terjadi. Jung Heewon, Yoo Sangah, dan Lee Gilyoung pergi ke lantai yang ditugaskan masing-masing, sedangkan Kim Dokja dan [Y/n] menaiki tangga bersama Lee Hyunsung.

Lee Hyunsung lalu berkata dengan ragu-ragu, "Dokja-ssi, [Y/n], aku masih kurang yakin.."

Padahal Lee Hyunsung rencana inti dari operasi ini, tapi dia masih bicara begini. [Y/n] pun sengaja menjawabnya dengan tegas. "Semua pasti akan berhasil."

Meski begitu, wajah Lee Hyunsung masih tampak ragu-ragu. "Aku merasa kalian terlalu mengandalkanku lebih dari yang aku mampu. Aku sama sekali tidak tahu apa bisa memenuhi harapan kalian dengan baik."

"Hyunsung-ssi memang bisa diandalkan kok."

"Benar sekali! Kak Hyunsung itu sangat bisa diandalkan."

"…Terimakasih ya. Sebenarnya, jujur saja ini pengalaman pertamaku. Selama di unitku dulu, aku belum pernah dipercayai sampai segininya."

Ini baru pertama kalinya Kim Dokja tahu tentang itu. "Begitu rencana kita hari ini semuanya berakhir, aku ingin mendengar cerita tentang Hyunsung-ssi."

"Kadang, aku merasa aneh saat bicara begini dengan Dokja-ssi."

"Eh? Aneh gimana…?"

"Rasanya seperti kamu sudah lama mengenalku… Bagaimana ya menjelaskannya…" Lee Hyunsung menggaruk-garuk kepalanya dan terdiam sejenak. "Ah, maksudku bukan yang aneh-aneh. Hanya saja…"

"Kurasa aku mengerti maksudmu."

"Terima kasih ya. Aku juga ingin tahu cerita tentang Dokja-ssi."

"Tentang aku?"

"Iya. Aku sama sekali belum pernah bertemu orang seperti Dokja-ssi. Aku ingin tahu tentang kehidupan Dokja-ssi sebelum semua ini terjadi."

"Ah! Aku juga ingin tahu tentang Dokja! Kamu akan memberi tahuku, kan?" ucap [Y/n] sambil menusuk-nusuk pipi Kim Dokja. Kim Dokja segera menggenggam tangan [Y/n]. "Kalau begitu kamu akan memberi tahuku tentang mu dulu?"

"Ey! Kenapa kamu mengalihkan padaku."

"Ceritaku tidak menarik sama sekali, loh." ucap Kim Dokja tersenyum tipis pada [Y/n].

Time [ORV Fanfic X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang