Sayangnya, Yoo Jonghyuk sudah tidak ada di lantai 6.
Satu-satunya yang menjadi penenang Kim Dokja adalah film di lantai 6 yang termasuk mudah untuk diselesaikan. Film thriller yang disutradarai Bryan Singer. Karena dia sudah tahu siapa pembunuhnya, mereka pun bisa menyelesaikannya dengan cepat.
[Pemilik Sinema merasa puas dengan perubahan ending filmnya.]
[Anda telah mendapatkan 500 koin sebagai kompensasi.]
Lee Jihye pun bertanya seakan masih tidak percaya. "….Jadi dia beneran pembunuhnya?"
"Eh, apa ini spoiler? Memangnya ada yang belum pernah nonton filmnya?"
"…Aku sekarang jadi males nonton film."
[Y/n] setuju dengan ucapan Jung Heewon. Wanita itu mulai jadi muak melihat bioskop. Untung saja tidak ada satupun film horror di sini, kalau tidak [Y/n] mungkin akan membenci bioskop seumur hidupnya.
Mereka segera menaiki lantai 7, mungkin kali ini mereka akan melihat punggung Yoo Jonghyuk.
Sebagian besar poster di lantai 7 ini juga sudah tersobek. Ya, Yoo Jonghyuk sekarang sedang berada di ruang bos. Kalau sudah begini, kita tidak bisa membuang-buang waktu lagi.
"Ayo lari! Sedikit lagi sudah lantai terakhir."
Mereka pun mulai berlari. Mereka harus segera menyusul Yoo Jonghyuk secepat mungkin, sebelum dia menyerah pada segalanya.
Mereka pun berlari melintasi hall dan memasuki lorong-lorong. Poster-poster di lantai 7 ini menunjukkan film-film Korea lama yang sangat populer.
Kim Dokja berharap semuanya sudah sobek. Akan tetapi sayangnya, poster di deretan terakhir masih tampak utuh. "Sial…"
[Penayangan akan dimulai.]
Sinar biru menerangi party Kim Dokja dan latar pun berubah kembali. Kepala [Y/n] serasa berputar, dan aroma asin garam memenuhi hidungnya.
'Sialan! Kenapa laut lagi, hiks.' batin [Y/n].
Latar kali ini di tengah lautan lagi, tapi kali ini mereka tidak berada di atas kapal pesiar. Tercium aroma artileri di sekelilingnya. Dan tangan [Y/n] merasakan tekstur kasar dari kapal Panokseon.
Begitu [Y/n] melihat ke sekeliling di atas kapal yang bergoyang-goyang ini, [Y/n] mendengar suara seseorang berseru. "Semuanya, tiarap--!"
Reflek, [Y/n] pun segera menjatuhkan diri, dan bombardir tembakan bergelora di sekelilingnya.
Tang tang tang tang tang tang!
Beberapa tentara terjatuh dan berdarah-darah.
"Lindungi kapalnya--!"
Para tentara yang mengenakan seragam militer kuno hilir mudik ke sana-kemari. Hembusan angin membawa ketidakpastian di tengah area perang ini. Lautan Selat Myeongnyang bergejolak berputar-putar, dan terdengar suara tabuhan beduk di kejauhan.
Tidak ada orang Korea yang tidak mengenal film ini. Karena inilah film yang pastinya sudah ditonton oleh hampir semua masyarakat Korea Selatan. Ya, kecuali [Y/n]. Karena dia sudah lama meninggalkan Korea.
Jung Heewon menatap ke cakrawala di kejauhan dan bergumam, "Ini… bagaimana kita bisa menang coba?"
Mereka hanya bisa keluar kalau endingnya disetujui oleh si pemilik Dungeon Sinema.
Kukukuukung!
300 kapal perang Jepang menutupi lautan. Kim Dokja pun segera mengecek kekuatan tempur mereka. Tapi meski begitu, film ini didasari oleh fakta sejarah, jadi, masih ada harapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time [ORV Fanfic X Reader]
Fanfiction[Y/n] menghabiskan sisa waktunya dalam kebosanan. Suatu hari sahabat baiknya datang dan membacakan sebuah novel untuknya. Hingga dia mendengar nama yang entah kenapa membuatnya sangat tertarik jadi [Y/n] mendengarkan dengan tenang hingga tamat. "Aku...