Jangan lupa untuk meninggalkan jejak dan komentarnya disetiap paragraf, ya?
~Selamat Membaca~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
**🌜**
Suasana kelas sangat ramai namun semua kebisingan itu terlihat tak mampu membuat Andy merasa lebih baik. Cowok itu nampak lesu seraya selonjoran di lantai memperhatikan setiap gerak-gerik temannya dari bawah.
"Lo ngapain sih, Dy? Kayak gembel tau nggak," ucap Noah yang jengah melihat kelakuan sahabatnya.
"Tau, biasanya lo udah kocar-kacir. Entah nyomot bekel orang, corat-coret papan tulis, lo udah selesai tugas? Biasanya jam-jam segini lo udah lalu-lalang cari contekan," imbuh Hendra juga turut tak tenang.
Andy tak menjawab, ia pun tidak tahu-menahu mengapa dirinya seperti ini. Rasa seperti ada yang berbeda saat ia datang ke kelas pagi hari ini dan itulah yang membuatnya jadi tak bersemangat seperti sekarang. Cowok itu terlihat seperti anak kecil yang menyedihkan.
Seorang guru wanita membuka pintu dan anak-anak lain buru-buru duduk di tempat mereka kecuali satu. Guru tersebut sedikit kaget saat melihat posisi Andy yang nampak seperti anak baru di kick dari kartu keluarga.
"Innalillahi, Andy! Kamu ngapain di tengah jalan gini?! Udah disediain kursi sama sekolah malah duduk di lantai, kembali ke tempat kamu!" titah guru tersebut tapi Andy tak laksanakan.
Touka pun akhirnya turun tangan. "Andy! Udah ah cukup cosplay jadi gelandangan gini! Gue bilangin Tante Wendy mau lo?"
Tak ada perubahan, gadis itu merasa aneh. Padahal, jika sudah diancam begitu biasanya Andy langsung bertindak dikarenakan takut akan amukan dan keganasan ibunya yang seperti emak-emak desa konoha. Ada apa sih dengan lelaki satu ini?
"Bu Fatma," ucap Andy akhirnya bersuara dengan tidak bersemangat.
"Saya ngerasa hampa, hidup saya bagaikan setitik tinta di kanvas putih tak berwarna yang di dalamnya kagak ada apa-apa," imbuh ia dengan puitis membuat semua yang mendengar cengo geleng-geleng kepala.
Bu Fatma yang memiliki empati tinggi meladeni keanehan siswanya itu lalu duduk lesehan di depan Andy dan memberi nasihat pada anak remaja tersebut.
"Saya tahu hidup ini berat, tidak ada yang tahu seberapa banyak usaha yang kamu lakukan. Tapi, jangan menyerah Andy! Saya yakin kamu bisa lebih baik, nggak bego, suatu saat bakal dapat cewek, saya yakin kehidupan kamu pasti bisa berubah jadi jangan pernah menyerah untuk berusaha," ujarnya dengan mimik wajah yang dibuat semeyakinkan mungkin.
"Gini amat guru-guru sini" Noah mencibir.
Bu Fatma kemudian memberikan pelukan hangat dan Andy pun membalas pelukan tersebut.