Mari kita awali chapter ini dengan sama-sama mendengarkan ost AOS😍
Btw di sini ada yang nonton juga gimana puas gak sama endingnya? Kalo chychy puas banget😭♥
Oh ya jangan lupa sebelum membaca tinggalkan jejak dulu!
~Selamat Membaca~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
**🌜**
Pada tanggal empat belas Januari, disaat mentari tengah berada tepat di atas kepala. Kegiatan rutin sebelum agenda belajar mengajar di bawah sana terlihat tidak berubah walau panas kian membuat gerah.
Seorang lelaki berseragam putih biru, terlihat mengendap-endap kabur dari tugasnya membersihkan kelas. Dia berlari di koridor menuju tangga yang menghubungkan rooftop sekolah dengan perasaan bangga tidak ada yang sadar.
Ia menutup pintu itu rapat. Wajahnya yang semula dihiasi senyuman itu perlahan luntur saat melihat dia yang berdiri membelakanginya.
Seorang gadis tanpa alas kaki, berdiri di ujung bangunan. Kulitnya yang berwarna putih pucat, dengan rambut terkuncir kuda yang menari-nari tertiup angin. Untuk sesaat cowok itu terpanah akan parasnya yang bak putri es tersebut.
Tapi, bukan waktunya untuk terpikat ia segera meneriaki gadis itu saat dia mulai mengikis jarak dirinya berpijak.
"Woi, woi! Turun nggak lo? WOI! JANGAN MACEM-MACEM LO YA! BURUAN TURUN, NJIR!"
Namun, gadis itu bergeming. Ia sama sekali tidak berpaling dan tetap menatap kosong ke depan seolah ia sama sekali tak mendengarkan peringatan dari laki-laki yang ada di belakangnya.
Gadis itu akan jatuh, tanpa banyak berpikir lagi cowok itu segera berlari dan menarik tangannya hingga ia jatuh ke dalam pelukannya.
Untuk sesaat situasinya terbeku, pandangan mereka saling bertemu. Haikal, matanya yang cokelat terang tersebut bertemu dengan si pemilik iris hazel yang ada di depan.
Dengan nametag di sebelah kiri almamaternya yang bertuliskan, 'AdashaEirlys'.
"Padahal, saat itu semua orang tengah seneng-seneng sebab masih hangat-hangatnya masuk sekolah. Tapi, dari yang gue liat melalui matanya cuman dia yang mengharapkan segera dijemput oleh sang pencipta."
**🌜**
1 minggu kemudian....
Semua berhamburan keluar dari kelas begitu bel istirahat telah dibunyikan. Tetapi terlihat jelas, sebagian dari mereka menepi bahkan berhenti saat tiga lelaki itu berjalan beriringan. Mereka semua menyebutnya dengan nama 'Three types of ideal guy'.
