50- Say, Hi!

124 7 3
                                    

Hello everyone!

Bagaimana kabar hari ini?

Jangan lupa buat ninggalin jejak dipart ini, ya!

~Selamat Membaca~

~Selamat Membaca~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**🌜**

"Buset! Ke Belanda, cok!" keterkejutan Mira saat melihat surat beasiswa milik Revanza.

Telinga Haikal rasanya pengang mendengar cempreng dan melengkingnya suara Mira. Sementara Revanza hanya menimpali dengan cengiran heran.

"Nggak terima gue! Revanza, bawa gue juga!" Cowok itu bertingkah seperti anak TK.

"Diego, sadar diri lo yang paling bego di sini," timpal Orca terlalu jujur.

Anly hanya mampu merotasikan bola mata malas akan kelakuan teman-temannya yang dia anggap terlalu lebay.

"Dari ekspresi lo kayaknya Lyonna juga dah tahu. Ya, oke deh! Nggak ada yang perlu gue kuatirin," ujarnya dengan senyum tenang.

Lelaki itu tersenyum. Tak pernah ia bayangkan, akan bersenda gurau, mempunyai banyak teman, dan disambut oleh mereka saat ia terbangun dari keadaan sekarat.

Haruskah ia katakan semua ini berkat pacar terkasihnya? Layaknya mentari yang memberikan cahaya pada bulan. Datangnya Lyonna dihidup Revanza benar-benar sudah merubah keadaan cowok itu baik dicara hidup maupun lingkungan sosial.

Dari berwarna hitam, gelap, hampa, dan kosong, kala Lyonna memasuki hatinya ruang itu berubah kuning dan sangat terang. Hangat, penuh dengan warna.

Revanza mengulum senyum dan membereskan barangnya tak sabaran. "Gue duluan, mau jemput Vanya."

oh, iya, kini di rumah yang tersisa tinggal Revanza dan Vanya. Karena Sarah menjadi pendonor pada waktu itu dan siapa sangka Gerald sudah menjadi mayat busuk di kediaman Airis. Betapa mengerikannya perempuan itu. Revanza tak mau membahas dia lagi.

"Mau jemput adek apa kangen sama pacar?"

Seketika wajahnya memerah sampai telinga. Dasar Haikal terkutuklah dia! Bisa-bisanya dia bilang begitu di depan Anly dan rombongan lain?

"Bacot!" Setelah mengatakan itu dengan sedikit nyolot Revanza lalu berlari dengan wajah memerah malu.

"Dih! Salting, ya!" serunya namun tak dibalas.

"Haha! Ih,Imut! Kalo malu dia kayak gitu, ya?" tanya Mira dengan dijawab anggukan dari Haikal.

"Hahaha! Eh, btw kalo nggak salah kampus ini tempat Om Alvin lulus 'kan?" Orca baru menyadari.

Begitukah? Haikal lalu menatap ke luar jendela. "Kebetulan yang kayak takdir. Kayaknya mereka dah direncanain Tuhan buat berjodoh."

Anly tersenyum smirk akan perkataan yang dibilang cowok itu. Mendadak ia teringat sesuatu. "Ngomong-ngomong, Lyonna ada undang nyokap gue ke syukuran Revanza." Anly memberitahu.

My Sociopath BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang