48- Balas Budi

78 7 1
                                    

Hai kamu yang di sana!

Bagaimana kabarnya?

Jangan lupa tinggalkan jejak membaca kalian, ya?

~Selamat Membaca~

~Selamat Membaca~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**🌛**

Langkah kakinya tergesa-gesa seraya mencari sebuah ruangan. Wilona memegang dadanya yang kini berdebar hebat. Sesak, sakit, dan begitu khawatir. Air matanya pun mengalir.

Satria.. kumohon...

Dilain sisi, Haikal, Vanya, Lyonna, Andy, Touka, dan Noah terlihat sangat amat cemas sekarang. Tak berhenti walau seraya menangis, Vanya berdoa untuk keselamatan kakaknya yang ada di dalam ruang operasi.

Sementara Lyonna tak kunjung berhenti menangis dan meratapi pintu ruang tersebut. "Harusnya gue nggak biarin dia pergi..."

Touka menahan air mata ini dan berusaha menguatkan sahabatnya. "Bukan salah lo, Ly.. bukan karena lo.."

Dia menggeleng pelan. Hatinya remuk, jiwanya hancur. Padahal dia baru saja mendapat fakta yang buruk dan kini ditimpa lagi kesedihannya dengan kecelakaan dari orang yang paling ia cintai.

Lyonna meraung, menyesali tindakannya, dan memohon pada Tuhan untuk diputarkan kembali waktu. "Aku udah nggak sedih lagi... aku nggak butuh es krim atau apapun... Vanza.. Tolong Vanza, Touka.."

Gadis itu benar-benar sudah tak sanggup lagi membendung sedih dimatanya. Touka memeluk sahabatnya erat, menyalurkan energi positif, dan memberinya kelapangan dada untuk menjadi sabar dan tenang.

"Lo kenal banget Revanza 'kan? Dia nggak lemah. Bahkan walau dia terluka karena tembakan dibahunya dia tetep ngekeh buat ikut nyelamatin lo, Ly. Revanza pasti kuat, percaya padanya, Ly.. dah, berenti nyalahin diri lo sendiri."

Noah hanya mampu melihat keterpurukan sepupunya itu dalam diam. Laki-laki itu merunduk frustasi tepat dimenit selanjutnya pintu terbuka menampilkan dokter yang memimpin operasi.

"Apakah di sini ada keluarganya?" Vanya langsung mengacungkan tangan.

"Saya! Gimana kondisi Kakak saya, Dok? Apa parah? Kakak saya bagaimana, Dok?"

Dokter pria tersebut mengambil napas dalam untuk menjelaskan kondisi pasiennya saat ini. "Kondisi pasien, memprihatinkan."

Satu kalimat itu berhasil membekukan mereka semua, terutama Haikal, Lyonna, Vanya, dan Noah.

"Akibat benturan keras yang diterima, pasien mengalami patah tulang leher, patah tulang lengan kanan, dan tulang rusuk bagian atas juga dibagian bawah pada dadanya."

"Yang mengkhawatirkan, patahan tulang rusuk dibagian bawah mencederai hati dan ginjal, serta patah tulang rusuk pada bagian atas mengenai pembuluh darah besar di dalam rongga dada."

My Sociopath BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang