27- Kesepakatan

104 13 3
                                    

Good night everyone!

Jangan lupa untuk memberi bintang terlebih dahulu sebelum memulai, ok?

~Selamat Membaca~

~Selamat Membaca~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**🌜**

Salah satu staf kepolisian napak sibuk mengantarkan setumpuk dokumen pada sebuah meja. Wilona, wanita tersebut membaca lembar demi lembar, dokumen tiap dokumen demi memastikan suatu hal yang sedari kemarin terus menggangunya.

"Waktu itu, andai aku nggak kecelakaan dan melupakan ponselku."

Data dari setiap korban pembantaian DevilVel dahulu ia cek dengan teliti. Nama mereka, hasil autopsi, bahkan Wilona juga mengecek ciri-ciri baju yang mereka pakai saat itu satu per satu.

"Jika benar ada yang masih hidup"

Wilona mengepalkan tangannya dengan penuh harap. "Dia, siapa?"

**🌜**

Bola basket itu melambung tinggi dan kemudian masuk ke dalam ring dengan sempurna.

"Enam, empat! Dah gue bilang, gue jago lo nggak percaya," ujar Lyonna kemudian berlari mengambil bola.

Sekarang tengah jam istirahat. Sudah satu minggu Lyonna bersekolah di SMA Dragva dan selama itu pula hubungan ia dan Revanza berangsur jadi lebih dekat. Meskipun teman-temannya masih suka menegur dan menasehati untuk tidak terlalu dekat dengan cowok tersebut tapi Lyonna tidak memedulikan. Ia tahu dengan apa yang dia pilih dan dia tidak akan menyesal.

"Ada hal yang lo gak bisa? Jangan bilang lo jago dari keturunan juga," ucapnya seraya mengejar bola.

"Betul-betul-betul! Bokap gue dulunya kapten tim basket dan nyokap gue adalah orang yang ngajarin bokapnya Noah." dan dia melempar lagi bola basket tersebut namun sayang gagal.

Revanza dengan sigap memanfaatkan hal tersebut kemudian tanpa membuang waktu ia menggiring bola dan berhasil mencetak skor sehingga kini kedudukan mereka seri.

"Cih, kompetitif banget," cibirnya terang-terangan.

"Za, kita main buat ngisi waktu luang doang jangan lo anggap serius!" Lyonna mengeluh karena hanya ingin bermain dengan santai dan menyenangkan.

"Gak, gue mau menang." namun cowok ini malah tak peka.

Gadis itu mendengus kasar sebagai bentuk kesabaran lalu dia kembali menggiring bola ke ring Revanza. "Ngomong-ngomong, lo sebenarnya ada masalah apa sih sama Noah?"

My Sociopath BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang