Hai Hai semua!
Gimana kabarnya? Semoga sehat selalu.
Jangan sering kecapekan jaga jasmani nya, jangan terbiasa memendam semua sendirian berceritalah agar rohani nya bisa bernapas.
~Selamat Membaca~
**🌜**
"Tolong pertimbangkan lagi, Pak. Bukannya kita sama-sama sudah sepakat bahwa rumah itu akan Pak Teddy dan Bu Susan beli dengan harga yang telah kita setujui bersama? Kenapa dibatalkan tiba-tiba begini Pak?" tanya Gerald sembari terus membujuk mereka untuk tidak membatalkan rencana jual beli.
"Benar. Susan, bukannya kamu bilang sangat menyukai rumahnya dan nggak kan ragu-ragu lagi? Alasan kalian apa?" kali ini Sarah yang meminta pengertian.
"Nggak, nggak! Ku tarik kembali kata-kataku! Rumah itu berhantu! Mana mau aku tinggal di dalam rumah angker seperti itu? Bisa-bisa kena kutuk aku!"
"Berhantu bagaimana?" alis Sarah saling bertaut. Dia sama sekali tidak paham
"Halah! Nggak usah berpura-pura kalian berdua! Kami yang mengalami sendiri, rumah itu ada makhluk ghaib! Berani-beraninya kalian menjual rumah se-angker itu tanpa memberitahu kami? Pokoknya, yang jelas saya tidak akan membeli rumah itu! Ayo bu kita pergi!"
Gerald berusaha menghentikan kepergian mereka berdua tapi percuma saja usahanya sia-sia. Dengan emosi, ia kemudian menendang kursi dan berteriak penuh amarah. "ARGHH! TIDAK BERGUNA!"
Sarah memejam mata erat untuk meredam emosi, kepalanya tiba-tiba jadi pusing ia lebih memilih untuk duduk berehat akibat permasalahan ini.
"Ini pasti ulah anak itu!"
Wanita itu mengangkat pandangan saat melihat aura mata Gerald yang begitu memancarkan kebencian. Suaminya lalu berjalan menuju ke arah dapur mencari sesuatu dengan setiap tarikan napas yang memburu.
"Mas, kamu mau ngapain?" tanyanya, sedikit bingung.
Pria paruh baya tersebut akhirnya menemukan apa yang diinginkan. Ia lalu menoleh ke istrinya dengan senyuman miring yang terlihat menyeramkan.
**🌜**
Sepulang sekolah, tanpa menghamburkan waktu Revanza langsung meluncur ke tempat kerja. Sebagai orang yang tidak mendapat uang dan bantuan dari siapapun ia memanglah harus rajin mencari biaya makan dan memanfaatkan waktu agar dia bisa tetap hidup.
Sebenarnya, laki-laki itu tidak perlu sampai susah-susah bekerja seperti ini dikarenakan dia sudah punya uang peninggalan Nenek Dinda. Ditambah lagi dengan tabungan yang Ayahnya tinggalkan. Uang itu bahkan cukup untuk membiayai sekolah Revanza sampai kuliah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sociopath Boyfriend
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA 🙏🏻💝] {Completed} ~Sequel of Lyonna~ # 1 Happygirl (20 Agustus 2023) # 1 ceritamasakini (18 April 2022) # 3 nextgeneration (15 September 2023) # 4 tegas (3 Oktober 2022) # 4 sosiopat (24 Agustus 2023) # 8 smart (24 Septemb...