19- Buah Tak Jatuh Jauh Dari Pohonnya

131 16 0
                                    

Hallo everyone udah lama nggak ketemu belum jenuh menunggu 'kan?

Sorry lama banget ngilang, ya?

~Selamat Membaca~

~Selamat Membaca~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**🌜**

Di hari sebelumnya....

Di ruangan serba putih dengan CCTV pada setiap sudut. Dua orang itu memandang wajah satu sama lain diantara kaca transparan yang membatasi jarak antara keduanya. Wilona mengulas senyum pada orang tersebut, Arina.

"Padahal baru tiga tahun lalu aku memotong rambutmu tapi sudah panjang lagi. Nggak papa, lagian kau lebih cocok begitu," ucapnya sambil memperhatikan penampilan Arina.

"Kau juga," timpalnya dengan wajah senang menyambut kedatangan Wilona.

Arina adalah seorang terpidana kasus pembunuhan berencana, pembantaian terhadap geng motor DevilVel, dan penyelundupan narkoba. Ia dipenjara setelah menyerahkan diri pada kepolisian dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Dikalangan narapidana lain, Arina dianggap yang paling berbahaya oleh para sipir karena kasusnya bahkan ditakuti dan disegani oleh narapidana lain.

Padahal aslinya dia tidaklah semenakutkan itu, buktinya dari dulu sampai sekarang Wilona biasa-biasa saja tuh. Mereka berbincang santai setelah sekian lama tak berjumpa. Semenjak kejadian 34 tahun yang lalu hubungan keduanya mulai berangsur membaik dan terlihat lebih dekat daripada saat diusia remaja.

Selama itu juga, banyak hal yang berubah dalam diri Arina. Wajahnya nampak lebih ramah, tutur kata dan sikapnya kembali sopan dikala masih ada sosok Aslan, dan dia sangat baik dan senang jika Wilona datang.

Mungkin takkan ada yang menyangka bahwa mereka bukanlah dua orang yang memiliki ikatan darah melainkan target dan pemburu yang bertarung untuk melampiaskan rasa dendam.

"Kau yakin nggak mau aku usulin buat ganti tempat? Ruangan mu pas-pasan kayak kosan dan penjagaannya ketat banget. Berentilah jadi nolep dan cari besti sesama napi!"

"Ini kan hukumanku mana bisa seenak jidat diubah." Arina menahan senyum akan perkataan Wilona yang pikirnya lucu. "Tapi.." wanita tersebut memandang dia serius.

"Keliatannya kau tidak sedang ingin mengajakku ke makam Aslan atau cuman berkunjung saja. Wilona, apa ada masalah?"

Wilona yang selisih umurnya dua tahun dari Arina itu sedikit terkejut. Memang benar, ada alasan lain mengapa ia mengunjungi wanita tersebut dan kunci permasalahannya ini ia pikir Arina lah orang yang tepat.

Tanpa berpikir lagi, ia kemudian memperlihatkan sesuatu yang sedari awal dibawa dan meletakkannya di hadapan Arina. Wanita itu bingung saat melihatnya.

My Sociopath BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang