Jangan lupa untuk meninggalkan jejak bintang nya dan komentar di setiap paragraf, yah?
~Selamat Membaca~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
**🌜**
Waktu menunjukkan pukul delapan malam. Seperti biasa, Revanza memarkirkan motor di halaman belakang rumah dikarenakan ia tak sudi motor kesayangannya disandingkan dengan mobil milik ayah tirinya.
Setelah ditutupi dengan terpal, ia kemudian berjalan ke depan untuk masuk semoga saja kali ini tak dikunci kembali.
"Nah, itu dia sudah pulang" raut wajah gembira yang mereka berdua pasang seketika luntur saat mengetahui ternyata itu adalah Revanza.
"Loh? Kok, kamu nggak pernah bilang kalo punya anak laki-laki, Sar? Mana ganteng banget lagi," kata wanita itu terpanah.
"Siapa kalian? Mau buat apalagi Anda berdua dengan rumah saya?" tanya Revanza tak mempedulikan keadaan.
Gerald langsung mengambil tindakan karena kelakuan Revanza yang tak bersahabat dengan mereka berdua. Berbahaya, bisa-bisa ia dan Sarah ketahuan oleh dia.
"Sini! Ikut kamu!"
**🌜**
Revanza meringis kesakitan seraya memegang perutnya yang kena tendang.
"Rasakan! Bersyukur kamu itu masih niat kami rawat! Padahal aslinya, kamu itu hanya beban kami saja sebab tak punya siapa-siapa!"
Gerald menarik knop pintu, "Dasar sebatang kara!"
Dgar!
Laki-laki itu bangkit dengan sedikit meringis memegangi setiap badannya yang kena hajar tadi. Dia memejam untuk menahan rasa sakit itu.
Revanza duduk di kursi belajarnya. Ia membuka semua buku pelajaran tadi, tidak ada waktu bagi ia untuk bersantai dikarenakan lombanya tiga hari lagi.
Cowok itu tak dapat konsentrasi karena rasa sakit dibagian belakang kepalanya. Mati-matian ia menahan pening yang datang dan melanjutkan membaca buku yang ada di hadapan. Sampai...
"Kak Revan..?" panggil Vanya dari balik pintu.
"Kakak nggak papa? Maafin aku, aku nggak bisa datang tepat waktu buat hentikan Papa," ucapnya merasa begitu bersalah.
Vanya benar-benar khawatir karena tepat saat dia pulang gadis itu melihat sendiri Revanza yang diseret paksa dan dihajar habis-habisan oleh ayahnya.
