37- Deja Vu

93 13 3
                                    

Annyeonghaseo uri readers!

Seneng nggak updatenya gak makan waktu lama?

Hehe, jangan lupa gift bintang dulu, ok?

~Selamat Membaca~

~Selamat Membaca~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**🌜**

Berlokasi di rooftop sekolah, Lyonna dan Vanya hanya diam saja sedari 15 menit lalu duduk di sofa. Dengan angin sejuk yang berhembus memberikan rasa segar, Lyonna kemudian berbicara seraya masih menempelkan sekantong es di keningnya.

"Begitu, jadi semenjak rumah Nenek Dinda kebakaran Revanza nggak pernah balik ke rumah lagi ternyata," ujar Lyonna yang diangguki Vanya pelan.

"Makasih karena udah kasih tau kalo Kak Revan rupanya nginep ke tempat Kak Haikal. Aku lega pasti dia diberikan makan, selimut, dan pasti tempat yang nyaman buat belajar," timpalnya dengan senyum tipis bahagia.

Untuk sesaat Lyonna termatung akan ekspresi yang dibuat gadis itu. Dari cerita yang Haikal bilang Revanza memang sudah tak punya keluarga tapi ia memiliki keluarga Tiri.

Sayang, keluarga keduanya itu hanya memberikan luka setiap hari. Tak ada kehangatan, kasih sayang, apalagi cinta. Tapi, melihat senyum tulus dan senang itu membuat hati Lyonna menghangat. Rumah itu, masih memiliki secercah sinar.

"Sorry, diawal gue nggak kenal lo. Revanza nggak pernah cerita sama gue kalo dia punya saudara."

"Mungkin, karena aku nggak pernah dianggap adik kurasa," timpal Vanya tersenyum nyeri.

"Eh?" Lyonna sedikit terkejut.

"Kami, hanya saudara tiri. Mama menikah dengan Ayah Angkasa tapi setelah Ayah Angkasa meninggal Mama lalu menikah dengan Papa. Secara teknis, kami memang tak sedarah," jelasnya dengan sedikit menahan rasa pedih yang ia tutupi dengan tersenyum tipis.

Lyonna yang mendengarnya jadi sedikit kasihan. Padahal, Vanya terlihat sangat tulus dan sayang tapi rasanya untuk mengubah seorang seperti Revanza yang sudah membekukan hati sejak kanak-kanak, pastilah tidak akan mudah untuk mencairkannya.

"Tapi, bagiku tak masalah. Malah sekarang, aku bersyukur banget karena Kak Lyonna beneran pacaran sama Kak Revan."

"Heh? Kenapa?" Lyonna terkejut tak mengerti.

"Semua orang di sini tau, Kak Lyonna terkenal banget sama sifat periang, humoris, ekstrovert walau sedikit suka bermasalah."

"Siapa yang ngomong gue kayak gitu? Pasti Pak Zafkiel!" tuduh Lyonna pada pernyataan akhir mengenainya. "But, kalo lo muji gue segitu gue melayanglah!" lanjut ia tersipu malu.

Vanya hanya tertawa. "Tapi, karena itu. Mengetahui orang yang Kak Revan suka ternyata Kak Lyonna yang orangnya penuh cinta, aku bersyukur banget karena pasti Kak Revanza akan mendapat kasih sayang yang banyak," imbuh Vanya akan tetapi matanya berkaca-kaca.

My Sociopath BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang