33- Nyctophobia

83 12 0
                                    

Hallo sobat readers semua!

Aku kembali hadir membawa chapter yang kalian tunggu-tunggu Up nya!

Sebelumnya, aku ingin bilang cerita ini adalah sekuel, ya. Jadi aku saranin, kalian lebih baik baca dulu akar dari nih cerita, habis itu prequelnya barulah nanti menyambung semua! Biar kalian juga nggak pada bingung.

Jangan lupa give bintang dulu, ya?

~Selamat Membaca~

~Selamat Membaca~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**🌜**

"3 hari lagi?" ulang pria tersebut memastikan kembali.

"Benar sekali, tuan," sahutnya dengan menunduk hormat.

Pria dengan netra biru itu mengetuk-ngetuk telunjuk jarinya seperti tengah berpikir langkah apa yang sebaiknya diambil. Dia pun menoleh pada seseorang yang sedaritadi berklamufase dalam bayangan.

"Bagaimana?"

Dia mengangkat pandangan. "Lakukan sekarang," titahnya dengan suara yang disamarkan.

"Di sana kita dirugikan. Jika dia kembali, Voltia kecil itu akan membuat semua makin rumit."

Pria tersebut menyunggingkan senyuman yang lebar kemudian beralih pada mereka semua yang sudah siap menunggu perintah darinya.

"Tangkap dia hidup-hidup dan lakukanlah pada saat malam. Sebab, kalian akan lebih mudah untuk bekerja," ujarnya dengan seringai jahat.

Semua orang itu bubar setelah diberi arahan. Dia, yang didalam bayang tersenyum tak sabar untuk menyambut seseorang yang sudah ia tunggu dengan begitu lama.

**🌜**

Awan-awan itu bergerak dengan tak begitu teratur. Lyonna tidak menyukainya, andai dia tak dihukum Bu Merry membersihkan toilet mungkin ia bisa pulang sebelum menjelang malam begini.

"Coba aja lo nggak bolos pelajaran, Ly," gumamnya merutuki tingkah bodoh tadi.

Ya, sudah mau gimana lagi. Melihat awan yang lebih cepat menjadi hitam dan guntur yang sedaritadi kian menggelegar lebih baik ia segeralah pulang sebelum pertanda badai ini sungguh terjadi.

Di lampu merah, gadis itu melihat awan yang kian menghitam dan ia mulai berperilaku gelisah. Entah datang darimana, Lyonna berinisiatif menggunakan jalan pintas yang pernah ditunjukkan oleh Orca.

"Nggak apalah sepi, yang penting gue cepat pulang."

Hanya hal tersebut yang terpikirkan olehnya. Namun, Lyonna tidak tahu bahwa keputusan yang ia buat rupanya sudah menjerumuskan dirinya sendiri kedalam sebuah perangkap.

My Sociopath BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang