44. I'll go get a ring

179 30 3
                                    

"Chris?" suara Karine hampir tak terdengar, tercengang dengan kehadiran pria itu di hadapannya.

Christian, pria yang dulu pernah mengisi hatinya, tersenyum lembut. "Did you miss me?" tanyanya dengan nada penuh kehangatan, meski ada sedikit ketegangan di antara mereka.

Karine menelan ludah, berusaha menenangkan diri. “Kenapa kamu bisa ada di sini?" Ada perasaan aneh yang kembali muncul di hatinya, seperti pintu lama yang terbuka lagi tanpa ia inginkan.

Chris melangkah lebih dekat, wajahnya tak berubah—masih tampak seperti pria yang pernah mengisi hati Karine bertahun-tahun lalu. "Sudah lama ya?"

Karine menatapnya, mencoba mengatur perasaannya yang mulai campur aduk. “Haha, iya sudah lama tidak bertemu.” Ia tertawa pelan.

"Bagaimana kabarmu, Karine? I still thinking about you tho," ucap Chris dengan nada rendah, seakan mencoba mencari celah untuk melanjutkan percakapan yang tertunda bertahun-tahun lamanya.

Kata-kata itu membuat Karine terdiam. Rasanya seperti masa lalu kembali terulang, meskipun sudah lama berlalu. "I'm good, as usual."

"So you with him now? Jean right? Your childhood friend? Sudah berapa lama kalian bersama?"

Tanpa berpikir panjang, Karine menjawab dengan sedikit bercanda "We were planning to get married."

Begitu kalimat itu keluar dari mulutnya, Karine langsung merasa seperti ada sesuatu yang salah. Wajahnya langsung memerah, dan dia mengerutkan dahi, merasa kebingungan. Apa yang baru saja aku katakan? pikirnya panik.

Chris hanya terdiam, matanya terbelalak sejenak, sebelum akhirnya menyadari bahwa Karine tidak tampak serius. "Oh," katanya, terkejut namun mencoba tersenyum, "Kamu serius, Karine? Kamu dan Jean… menikah? I didn't see ring on your finger."

Karine melihat jemari tangannya sendiri, dan menyadari d isana tidak disemati cincin apapun. Ia mengerutuki dirinya sendiri telah berkata spontan tanpa berpikir terlebih dahulu.

Karine menarik napas panjang dan menatap Hans untuk terakhir kali. "Aku… harus pergi. Maaf, Chris."

Dengan cepat ia pergi dari sana dan kembali ke meja di mana Jean menunggunya, sementara Chris hanya bisa menatap kepergiannya.

***

"Karine, you okay?" tanya Jean dengan suara lembut, matanya mengamati ekspresinya yang sedikit berbeda dari sebelumnya.

Karine mencoba tersenyum, namun rasa canggung dan pikiran yang terus mengganggu membuatnya merasa tidak nyaman. "I'm okay," jawabnya dengan suara pelan, mencoba menutupi.

Jean mengangguk, masih menatapnya dengan rasa ingin tahu.

Karine menatap Beef Wellington-nya yang sudah habis setengah, namun nafsu makannya hilang begitu saja. Setiap kali ia mencoba menyuap makanan, bayangan kejadian tadi muncul dalam pikiran, membuat perasaan aneh menyelubungi dirinya.

Jean menyadari perubahan sikap Karine yang tiba-tiba, dan meskipun ia tidak tahu pasti apa yang terjadi, ia bisa merasakan ketegangan yang ada.

Ia mengisi botol wine milik Karine, "apa kamu keberatan jika setelah ini kita ke mall? Winona menitip sesuatu," usul Jean, mencoba mengalihkan perhatian Karine.

Karine tersenyum tipis, merasakan sedikit ketenangan mendengar saran Jean.

"Alright."

***

Setelah meninggalkan restoran, Karine dan Jean memutuskan untuk pergi ke pusat perbelanjaan terdekat. Suasana mall yang ramai membuat Karine sedikit teralihkan dari pikirannya yang masih terganggu setelah pertemuannya dengan Hans tadi. Jean, yang tampak lebih santai, menggandeng Karine sambil mengajak ngobrol ringan.

Past Love | bluesyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang