"Sudah sayang, ini bukan salahmu." Suara lembut seorang wanita terdengar.
"Hiks.. mbak itu jadi seperti itu.. hiks.. karena aku.." Terdengar pula suara anak kecil menangis sesenggukan.
Suara-suara itu terdengar sebelum Alesha membuka matanya. Keningnya terasa dingin, seperti ada es batu di sana. Bibirnya terasa pucat, susah terbuka, selain itu, jemarinya pula terasa kaku. Alesha dengan segala usaha membuka matanya.
Dia bukanlah gadis yang lemah yang akan lumpuh hanya karena suhu tubuh tidak normal. Pertarungan yang di hadapinya lebih berat dari semua ini. Alesha mendudukkan diri di atas ranjang, kantung berisi es batu itu terjatuh dari keningnya ke pahanya yang panas.
"Ah, jangan bangun dulu. Anda masih harus istirahat." Alesha menoleh pada sumber suara. Pria dengan jas putih, berkacamata dan kumis tipis tampak di sampingnya. Wajah itu mirip dengan seorang yang Alesha kenal.
Mendengar suara dari dalam, wanita dengan rambut cokelat yang berusaha menenangkan anak nya itu melirik ke dalam. Dia tersenyum lega.
"Lihat, mbak yang menolong mu itu sudah bangun." ucap sang ibu dengan penuh kehangatan. Sang ibu berdiri, menggandeng tangan anaknya hendak masuk ke dalam. Kaki anak itu menolak bergerak, air matanya masih saja berjatuhan.
"Aku takut.." ucap anak itu lirih.
"Sayang, lihat ibu" sang ibu berjongkok depan anaknya. Tangan lembutnya menyeka halus air yang keluar dari mata anaknya. Sang anak tertunduk, tak sanggup menatap. Maka ibunya mengangkat dagunya pelan.
"Mbak itu baik-baik saja, beliau hanya terkena demam. Beliau jatuh pingsan itu bukan salahmu. Mengerti, ya?"
Di bimbing sang ibu, anak itu mencoba menenangkan diri, mengatur pernafasannya dan menatap ibunya. Sang ibu kembali berdiri menggandeng tangan anaknya yang masih bersembunyi di kakinya.
"Bagaimana aku bisa di sini, Tuan?"
Sejurus dengan pertanyaannya. Dua orang ibu dan anak berjalan masuk ke ruangan mendekati Alesha. Sang ibu tersenyum hangat pada Alesha, Alesha membalas senyum itu. Lalu perhatian tertuju pada sosok kecil di bawah kaki sang ibu.
"Tadi siang saya sedang bekerja, tiba-tiba anak saya datang dan bilang ada yang sekarat, kebetulan jaraknya tidak jauh dari rumah sakit ini. Jadi kami membawa Anda ke sini." jelas dokter itu.
"Begitu, ya?" Alesha melemparkan senyum hangat pada anak yang sama yang ia jahili beberapa waktu lalu. Anak itu mengeratkan pegangannya pada rok sang ibu.
"Dia bercerita, Anda sempat menyelamatkannya saat hendak jatuh dari pohon, lalu Anda pingsan. Dia berpikir Anda sakit karena menyelamatkannya." Dokter yang merupakan ayah dari anak itu menepuk jidatnya, meski sudah di jelaskan berkali-kali pada anaknya itu, sang anak tetap berpikir ini salahnya.
Alesha tertawa kecil "Aduh, kamu ini.."
"Sejak datang ke pulau ini badan saya memang terasa tidak enak di tambah cuacanya yang terik. Saya pikir saya akan kuat, ternyata saya terlalu melebihkan diri sendiri." Pernyataan yang di lontarkan Alesha memberi kelegaan pada hati anak itu. Ternyata Alesha tidak sakit karenanya, ia merasa lega.
"Terima kasih sudah menyelamatkan anak kami. Nama saya Trafalgar D. Water Louis, seorang Dokter sekaligus pemilik rumah sakit ini." Louis menundukkan kepalanya tanda terima kasih, Alesha memberi isyarat untuk tidak melakukannya, karena faktanya beliau lebih tua.
"Wanita yang di sana adalah istri saya. Trafalgar D. Water Lilian, dia juga seorang dokter tak kalah hebat dari saya." Lilian ikut menundukkan kepalanya, lagi-lagi Alesha memberi isyarat untuk tidak melakukan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demon Detective Pirate ( Trafalgar Law x Alesha )
RomansaValkyrie Alesha adalah seorang Bajak Laut Dunia Baru yang dijuluki sebagai Demon Detective (Detective Iblis). Meskipun baru berusia 18 tahun, gadis itu sudah membuat namanya terngaung dilautan, tidak hanya itu sebagai Bajak Laut ia juga sangat kuat...