4. Abang

1.3K 117 0
                                    

"Keluarga yang baik dimulai dengan cinta, dibangun dengan kasih sayang, dan dipelihara dengan kesetiaan."

.
.
.
.
.
.
.

Jangan lupa vote ya!

🍉🍉🍉

.
.
.
.
.
.
.

Aisha yang baru pulang dari Minimarket mengernyit bingung ketika melihat ada dua buah sepeda motor terparkir di halaman rumahnya. Dia pun memasuki rumah dengan mengucapkan salam.

"Assalamu'alaikum!" ucapnya.

Aisha tertegun melihat seorang laki-laki berparas tampan duduk di ruang tamu bersama dengan kedua orang tua Aisha dan dua tamu lainnya. Laki-laki itu berpakaian serba putih yaitu jubah gamis putih serta peci putih yang melekat di tubuhnya.

'Siapa dia?' batin Aisha bertanya.

"Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh." sahut kedua orang tuanya dan para tamunya. Mereka menoleh ke arah Aisha. Termasuk sosok laki-laki berjubah putih itu.

"Aisha! Kemari, Sayang!" titah Hanan ketika melihat putrinya yang baru saja datang.

Dengan perlahan Aisha pun berjalan mendekati kedua orang tuanya dan beberapa orang tamu tersebut. Hingga kini berdiri di samping Raisa setelah menyalami tangan kedua orang tuanya. Raisa tersenyum dengan bekas air mata di pipi. Aisha pun semakin dibuat bingung.

"Umi kenapa menangis?" tanyanya khawatir. Raisa tersenyum seraya mengusap lengan putrinya.

"Umi bahagia, Sayang. Lihatlah, dia adalah Abang kamu, Sayang. Ayden" beritahu Raisa seraya menunjuk ke arah Ayden.

Mendengarnya, mata Aisha membulat karena kaget dengan tubuh yang membeku di tempat. Mencerna apa yang dikatakan oleh Raisa tadi.

"A-abang Ayden?" lirih Aisha yang didengar Raisa dan yang lainnya.

Raisa mengangguk membenarkan seraya menghapus bekas air matanya.

"Iya, Sayang. Ternyata dia adalah Abang kandung kamu yang selama ini kita cari-cari. Dia dirawat oleh Bapak dan Ibu ini. Mereka memberikan namanya Irsyad, Nak." beritahu Raisa seraya menatap kedua tamu yang berdiri di sebelah kiri Aisha.

Asha menatap satu persatu para tamunya, dan terakhir menatap sosok yang dikatakan orang tuanya sebagai abang kandungnya. Laki-laki itu hanya diam menatap lantai. Aisha paham kalau laki-laki itu adalah laki-laki yang terjaga.

'Benarkah ini Ya Allah?' Aisha merasa tidak percaya dengan yang dia lihat sekarang.

Ingin rasanya Aisha berlari ke arah pria itu dan memeluknya. Dia sangat merindukan sosok abangnya. Namun, dia tidak bisa. Dia dan Ayden baru bertemu, dan mereka sama-sama harus saling mengenal terlebih dulu. Aisha pun mengerti, pasti Ayden juga perlu membiasakan suasana baru.

Begitu juga dengan Ayden. Dia sangat merindukan sosok adik perempuannya. Dia ingin sekali menyapanya. Tapi, rasa canggung tidak bisa dia kendalikan. Bahkan keberanian untuk menatapnya pun rasanya tidak ada.

"Ayden, kemarilah," titah Raisa agar putranya itu mendekat.

Ayden pun beranjak menghampiri Raisa dan Aisha dengan perlahan. Aisha sendiri masih tidak percaya. Sosok saudara kandungnya yang selama ini menghilang, kini berada di depan matanya. Sosok yang Aisha tidak kenal sedari kecil kini ada di rumahnya lagi.

Aydenkini sudah berdiri di samping Raisa. Tatapannya tidak ke arah Aisha karena benar-benar canggung untuk menatap wajah adiknya.

"A-abang," panggil Aisha terbata seraya berjalan perlahan ke arah Ayden kemudian memeluk laki-laki itu. Meski sangat canggung, Aisha memberanikan dirinya karena rindunya sudah sangat membuncah. Dia tidak pernah bertemu dengan Ayden, terkecuali ketika dirinya masih kecil dan belum mengingat apapun saat itu.

Jawaban Do'aku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang