"Tidak bertemu bukan berarti tidak rindu. Tidak menyapa bukan berarti lupa. Karena tentangmu, telah lebih dulu ku utarakan dalam setiap doaku."
.
.
.
.
.
.
.Jangan lupa vote ya🤗
🍉🍉🍉
.
.
.
.
.
.
.
Hari-hari yang ditunggu telah tiba. Hari ini adalah hari di mana Kevin melafalkan ijab qabul bersama dengan abinya Naya. Dengan lantang dan tanpa kesalahan sedikitpun, Kevin mampu mengucapkan qabul dan sekarang sah lah sudah Naya menjadi istrinya. Para kedua belah pihak keluarga sangat bahagia dan tentunya Aisha dan Raisa menitikkan air mata mereka karena terharu. Bahkan Kevin yang menikahi Naya pun juga menitikkan air matanya karena bahagia, tentu bahagia karena bisa menikahi perempuan yang selama ini dia sukai dalam diam. Perempuan yang selalu dia sebut di dalam setiap doanya.Acara dilanjutkan dengan resepsi. Banyak para tamu undangan yang berhadir, termasuk para sahabat Kevin dan Naya, teman sekampus mereka, di pesantren, dan juga para dosen atau guru-guru.
Aisha tersenyum seraya memeluk lengan Ayya. Dia bahagia melihat pengantin baru itu.
"Kamu enggak mau naik?" tanya Ayya menatap sahabatnya.
"Yuk naik," ajak Aisha menarik tangan Ayya.
Ayya sendiri hanya pasrah ketika tangannya ditarik menuju panggung pelaminan. Aisha melepaskan genggaman tangannya di lengan Ayya kemudian berlari kecil ke arah Kevin dan Naya.
"Barakallah, Abang!" serunya.
"Eh?" kaget Kevin melihat adiknya berlari ke arahnya.
"Hehe, maaf," ucap Aisha dengan menunjukkan cengiran khas-nya. "Barakallah ya, Abangnya Aisha yang sholeh, ganteng dan baik hati." ucapnya dengan senyuman bahagia yang terpancar di wajah cantiknya.
"Makasih, Sayang," ucap Kevin seraya menarik tubuh adiknya untuk dia peluk Aisha dan mencium keningnya dengan sayang.
Aisha mengangguk dan beralih kepada Naya yang sekarang telah menjadi kakak iparnya. Aisha tersenyum kala Naya merentangkan sebelah tangannya, bermaksud agar Aisha memeluknya. Dia ingin merasakan pelukan bersama adik iparnya itu.
"Barakallah ya, Kak Naya. Aisha senang banget akhirnya Kakak jadi Kakak iparnya Aisha." ucap Aisha seraya cipika-cipiki dengan kakak iparnya itu.
"Makasih, Dek. Semoga kamu juga nyusul ya, Aamiin." ucap Naya tersenyum.
"Aamiin Ya Mujibas Sailin. Makasih, Kak," ucap Aisha juga. Dan dibalas anggukan oleh Naya. "Maaf ya, Kak, Aisha orangnya suka manja sama Abang Kevin." lanjutnya diakhiri dengan cengirannya.
Naya mengusap kepala adik iparnya dengan sayang. Dia tidak mempermasalahkan hal itu, karena wajar kalau adik-kakak manja.
"Enggak papa, Dek, dia adalah Abang kamu dan kamu adalah Adeknya dia. Justru Kakak senang lihat kalian akrab banget kayak gini. Jarang ada Adik-Kakak kayak kalian loh." ujar Naya.
Aisha tersenyum bahagia mendengarnya. Kakak iparnya itu sangat baik hati dan perhatian. Tidaklah Kevin salah pilih untuk dijadikan istri.
Aisha pun pamit untuk turun, karena para tamu undangan yang lain sudah mulai naik untuk memberikan selamat kepada pengantin. Serta meninggalkan Ayya yang sedang memberikan selamat kepada Kevin dan Naya.
"Ya Allah, tu anak main tinggal aja." gumam Ayya yang masih didengar oleh Kevin dan Naya. Mereka terkekeh kecil mendengarnya.
Setelah turun, Ayya mengajak Aisha untuk makan, tetapi dikarenakan Aisha sudah makan sebelum Ayya datang, jadi Aisha pun memilih menemani sahabatnya itu makan.
Berada tidak jauh dari tempat makan Ayya dan Aisha, seseorang tengah menatap Aisha dengan wajah yang selalu datar. Namun, hatinya sangat bergejolak karena rindu. Apalagi melihat Aisha yang kini sedang tertawa karena dijahili oleh adik Syarif yang sedang ikut makan di sana. Gadis itu memiliki keunikan tersendiri. Padahal dia juga sangat jarang tertawa apalagi di tempat umum seperti sekarang.
Tidak ingin berlama-lama menatapnya, laki-laki itu pun beranjak berpamitan kepada para sahabatnya untuk pergi ke toilet. Dia memang ingin ke sana.
Sedangkan salah satu sahabatnya itu merasakan kejanggalan ketika melihat tatapan laki-laki tadi mengarah kepada Aisha.
'Sepertinya kamu memang menyukainya.' batinnya bermonolog.
"Ayya, aku mau ke toilet bentar ya, kebelet," ujar Aisha kepada sahabatnya yang masih makan.
"Yaudah, kamu ke toilet aja." kata Ayya mempersilahkan.
"Iya, ada Nisha yang temanin Kak Ayya." sahut Nisha, adiknya Syarif.
Aisha tersenyum kepada sepupu kecilnya itu. Dia mengangguk dan beranjak pergi ke toilet sendirian.
Kini sahabat laki-laki tadi beralih menatap Aisha yang ikut beranjak menjauh. Dia sangat begitu penasaran, lantas ikut beranjak juga dan berpamitan kepada sahabatnya yang lain untuk pergi keluar sebentar.
Aisha pergi ke kamar mandi yang terletak di belakang. Setelah keluar, dia pun ingin kembali masuk. Namun, tasnya tertinggal di kamar mandi. Dengan segera dia berbalik menuju ke arah kamar mandi dengan berlari, hingga dia pun tidak menyadari kalau ada seseorang berjalan dari simpangan, sehingga kini mereka tidak sengaja saling menabrak satu sama lain.
"Ma-maaf, saya enggak sengaja," ucap Aisha menatap sekilas ke arah lawannya. Dia terkejut mendapati seorang laki-laki yang sangat familiar di ingatannya.
Laki-laki yang ditabrak Aisha tadi menatapnya tidak bergeming. Memperhatikan Aisha yang mulai menatap ke sampingnya. Dirinya pun menundukkan pandangannya segera.
"Sekali lagi Aisha minta maaf ya, Kak," ulang Aisha dengan menyebut kata 'kak', sebab dia sedang berhadapan dengan sahabat dari abangnya.
"I-iya enggak papa." balas pria itu.
Aisha mengangguk dan berlalu dari hadapan pria itu. Sedangkan pria itu juga ingin melangkahkan kakinya, tetapi sebuah benda berkilau di lantai membuatnya mengernyit. Dia pun mencoba mengambil benda tersebut dan ternyata adalah sebuah cincin.
'Cincin?' batinnya.
'Kayaknya ini cincin punya Aisha,' lanjutnya.
"Arshan!" panggil seseorang di depan pintu.
Pria tadi adalah Arshan. Dia segera menyimpan cincin itu ke dalam saku gamisnya dan menghampiri Syarif yang sudah memanggilnya. Dia akan mengembalikan cincin itu suatu hari, jika Allah berkehendak mempertemukan mereka kembali. Kalau tidak, akan dia berikan kepada Kevin atau Syarif.
Aisha berhenti sejenak lalu membalikkan tubuhnya. Pria tadi sudah berjalan ke arah Gedung. Sehingga Aisha tidak bisa wajahnya kembali.
Di depan kamar mandi, Aisha memegang dadanya yang berdetak dengan kencang. Dia benar-benar gugup saat mata pria itu menatapnya. Sudah lama Aisha tidak melihat tatapan mata pria itu.
'Ya Allah, jantungku...'
Aisha menggelengkan kepalanya, entah apa yang merasukinya. Kenapa mata Arshan sangat mirip dengan mata laki-laki hari itu? Pikirnya.
Teringat dengan tasnya, Aisha pun kembali berlari kecil ke arah kamar mandi. Untung saja tasnya masih ada di sana. Kemudian dia kembali ke Gedung dan duduk di samping sahabatnya.
.
.
.
.
.
.
.B
ersambung...
🍉🍉🍉
Kamis, 14 Juli 2022

KAMU SEDANG MEMBACA
Jawaban Do'aku (END)
General Fiction[TAHAP REVISI] JANGAN LUPA VOTE! Minta rela kalau ada kesamaan nama ataupun hal lainnya.🙏 • Pertemuan pertama... Benar saja, sejak pertemuan pertama itulah awal dari dua hati bertemu hingga saling memendam rasa. Sejak saat itu, percikan rindu pun...