"Jadilah wanita yang tidak bangga bangga dikagumi oleh banyak pria. Tetapi banggalah saat cintamu diperjuangkan oleh satu pria yang tidak memperjuangkan banyak wanita."
...
"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah setan."
(Riwayat Ahmad)
.
.
.
.
.
.
.Jangan lupa vote ya🤗
🍉🍉🍉
.
.
.
.
.
.
.
Keesokan harinya, Aisha berjalan di koridor kampus sendirian dikarenakan dia dan Kevin sudah berpisah ketika di persimpangan. Padahal saudaranya itu ingin mengantarnya ke kelas, tetapi Aisha menolaknya karena dia bisa sendiri ke kelas. Lagipula kampus masih belum terlalu ramai, jadi dia tidak apa-apa. Kevin pun hanya mengiyakannya.
"Aisha!" panggil seseorang.
Aisha menghentikan langkahnya dan berbalik ke belakang. Menatap siapa seseorang yang telah memanggilnya. Meski di pendengarannya suara itu sangat familiar.
"Ada apa, Hana?" tanya Aisha kepada sosok pemanggil tadi yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri yaitu Hana. Wajah perempuan itu tampak cemas.
"Ai, aku minta maaf sama kamu, aku udah teledor." ucap Hana memelas. Membuat Aisha menjadi bingung dengan sahabatnya yang tiba-tiba meminta maaf itu.
"Minta maaf kenapa, Hana?" tanya Aisha.
"Kemarin waktu di kelas, lagi diskusi presentasi kan, terus hp aku diambil sama Kemal dan dia nyimpen nomor kamu secara diam-diam tanpa sepengetahuan aku. Terus kata teman sekelompok denganku, dia ambil hp aku. Aku teledor karena enggak tau dia ngambil hp aku." beritahu Hana jujur. Dia menyesali perbuatannya karena telah lalai. Padahal sudah jelas kalau Aisha tidak mau nomornya dibagikan kepada laki-laki yang bukan mahramnya.
Aisha menghela napas lelah mendengarnya. Ternyata laki-laki itu belum berhenti mengganggunya, pikir Aisha. Jujur dia lelah dengan keadaan, tapi dia harus menyetok kesabarannya lagi.
"Maafin aku, Aisha," ucap Hana lagi.
"Udah terjadi, enggak papa." ujar Aisha.
"Apa dia ada chat kamu?" tanya Hana.
Aisha menggeleng. "Enggak ada. Tapi, kalau nanti dia chat aku, biar aku yang urus dia." ujar Aisha.
Hana benar-benar bisa bernapas lega sekarang karena sahabatnya itu telah memaafkannya. Dia tidak akan membiarkan kecerobohannya terulang kembali.
"Makasih ya, Aisha, udah maafin aku," ucap Hana memeluk sahabatnya itu sebentar.
Aisha mengusap punggung sahabatnya dengan senyuman di wajahnya. "Iya enggak papa." balasnya. Sudah terlanjur. Marah pun akan menambah dosanya saja.
"Kayaknya dia suka sama kamu deh, Ai." ujar Hana setelah mereka melepaskan pelukan.
Aisha menghela napas berat. Dia tidak tahu akan hal itu, tapi kalau pun memang benar dia tidak peduli. Karena dia tahu kalau menyukai seseorang adalah hak masing-masing.
"Entahlah. Kita enggak tau apa isi hati seseorang. Dan kita juga enggak tau apakah perasaan seseorang itu benar-benar tulus ataukah enggak." kata Aisha.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jawaban Do'aku (END)
Fiction générale[TAHAP REVISI] JANGAN LUPA VOTE! Minta rela kalau ada kesamaan nama ataupun hal lainnya.🙏 • Pertemuan pertama... Benar saja, sejak pertemuan pertama itulah awal dari dua hati bertemu hingga saling memendam rasa. Sejak saat itu, percikan rindu pun...