42. Marah?

788 64 0
                                    

"Cinta sejati adalah dia yang tidak marah padamu, tidak tahan untuk tidak berbicara denganmu, dan takut akan kehilanganmu."

.
.
.
.
.
.
.

Jangan lupa vote ya!

🍉🍉🍉

.
.
.
.
.
.
.

Sore hari...

"Sayang, kita jalan-jalan yuk, Abang pengen jalan berdua sama istri Abang ini." ajak Arshan seraya mengusap pipi Aisha dengan lembut.

Aisha tersenyum mendengarnya. "Tapi, mau jalan-jalan ke mana, Bang?" tanyanya.

"Terserah kamu aja, yang penting berdua sama kamu." jawab Arshan tersenyum.

Aisha tampak memikirkan tempat yang ingin dia dan Arshan kunjungi untuk jalan-jalan.

"Gimana kalau ke Mall aja? Aisha mau beli handbody, hehe." ujar Aisha diakhiri dengan cengiran di bibirnya.

"Kamu pake handbody ya?" tanya Arshan baru mengetahuinya, sedangkan di kamar dia tidak menemukan sebuah handbody apapun milik Aisha.

"Iya. Tangan Aisha sering belang kalau lagi keluar. Udah satu pekan handbody-nya habis, dan belum sempat beli ke luar." ujar Aisha.

Arshan tersenyum. "Yaudah kalau gitu, mau sekarang perginya?" tanyanya.

"Iya." jawab Aisha dengan anggukan.

"Yaudah, kamu siap-siap gih, Abang mau siap-siap juga." ujar Arshan.

"Iya Abang." balas Aisha.

Setelah bersiap-siap, Arshan dan Aisha pun turun ke bawah dan berpamitan kepada orang tua Aisha. Selanjutnya mereka berangkat pergi ke Mall menggunakan sepeda motor milik Arshan. Aisha tersenyum di belakang. Tanpa disangka, dia bisa dibonceng oleh Arshan dengan sepeda motor Scopy hitam itu.

Tidak lama kemudian, mereka tiba di parkiran Mall. Mereka langsung saja memasuki area Mall.

Terlebih dulu Arshan mengajak istrinya bermain Bom-Bom Car yang ada Mall tersebut. Dengan senang Aisha pun menerima ajakan Arshan. Dia belum pernah menaikinya, begitu juga dengan Arshan.

Mereka tampak senang bermain. Hingga sepuluh menit kemudian, mereka pun selesai. Mereka berjalan menuju ke Hypermart, mencarj macam handbody dan sebagainya di sana. Aisha memilih handbody yang bermerek Vaselin.

"Satu aja ya?" tanya Arshan.

"Satu pun makenya lama, Bang." ujar Aisha tersenyum.

"Yaudah kalau gitu." balas Arshan juga tersenyum. Dia dan Aisha pergi ke kasir untuk membayar.

Aisha ingin mengeluarkan uangnya, tapi dicegah oleh Arshan. Aisha beralih menatap suaminya dengan tatapan bertanya.

"Abang kan suami kamu, apapun yang butuhkan adalah tanggung jawab Abang." ujar Arshan. Lalu menyerahkan uang bayaran kepada petugas kasir laki-laki itu.

"Terima kasih," ucapnya.

"Sama-sama." balas petugas kasir tersebut.

"Yuk," ajak Arshan merangkul istrinya.

"Makasih ya, Bang, padahal tadi harganya murah aja, enggak perlu Abang yang bayarin." kata Aisha tersenyum.

"Enggak papa, Sayang." balas Arshan. "Kamu mau beli apa lagi, hm?" lanjut Arshan bertanya.

Jawaban Do'aku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang