وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًاۗ
Artinya : "Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, "Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil."
.
.
.
.
.
.
.Jangan lupa vote ya🤗
🍉🍉🍉
.
.
.
.
.
.
.
Dua orang pemuda sedang menyusuri koridor rumah sakit dengan perasaan khawatir. Mereka menuju ke arah ruangan rawat inap yang mana di sana ada sepasang suami istri yang belum sadar. Dua pemuda itu adalah Arshan dan Syarif.
Niat awal adalah Fazia dan suaminya yang akan pergi bersama dengan Arshan untuk menjemput Faisal dan Farhana, namun sehari setelah niat yang mereka rencanakan pun, batal. Abi mertua Fazia jatuh sakit dan terpaksalah mereka membatalkan niat mereka untuk pergi.
Jadi, Syarif-lah yang mengganti mereka berdua untuk berangkat bersama dengan Arshan. Bukan hanya sekedar menemani Arshan, tetapi juga ada urusan dengan keluarganya yang berada di kota tersebut.
Meskipun keduanya harus meninggalkan istri mereka yang sedang hamil dengan perasaan khawatir, tetapi mereka tetap pergi karena perintah dari para istri mereka juga. Tentunya istri mereka tidak ditinggal sendirian, karena Aisha dan Ayya bermalam di rumah orang tua mereka masing-masing.
Arshan dan Syarif memasuki salah satu ruangan dengan mengucapkan salam. Mereka mendapati satu perawat yang sedang membantu Farhana duduk. Arshan bisa bernapas lega karena kedua orang tuanya telah sadar dari koma beberapa hari.
Faisal, Farhana serta perawat tadi menoleh dan menjawab salam Arshan dan Syarif. Kedua orang tua Arshan itu pun tersenyum mendapati putra mereka yang datang bersama Syarif.
"Alhamdulillahirabbil 'Alaamiin, Abi sama Umi udah sadar." ucap Arshan lega. Dia berjalan ke arah kedua orang tuanya diikuti oleh Syarif. Perawat tadi pamit keluar.
"Abi sama Umi baik-baik aja, Nak." jawab Faisal dengan senyuman tipis.
Arshan mencium tangan Faisal lalu memeluknya sebentar berganti dengan Syarif. Arshan menghampiri Farhana, mencium tangannya dan memeluknya juga. Dia terharu karena Allah telah mengabulkan doanya, sekarang kedua orang tuanya telah sadar.
"Gimana keadaan kalian?" tanya Arshan setelah melepaskan pelukannya lalu duduk di kursi yang berada di samping bangsal Farhana.
"Karena baru bangun, Abi masih capek." ujar Faisal.
"Iya. Juga tangan Umi masih sakit." timpal Farhana.
"Semoga kalian cepat sembuh kembali, Aamiin. Arshan sangat khawatir kalian kenapa-kenapa." ucap Arshan seraya mengusap tangan sang umi lalu menciumnya dengan sayang. Akhirnya dia bisa meluapkan kerinduannya dengan bertemu dengan kedua orang tuanya.
Farhana tersenyum seraya mengusap kepala putra bungsunya itu. Dia tahu Arshan sangat mengkhawatirkan dirinya dan Faisal.
"Aisha mana, Sayang?" tanya Farhana tidak mendapati menantu kesayangannya itu.
"Aisha enggak ikut, Mi. Sebenarnya Arshan pengen bawa Aisha, tapi Arshan juga khawatir dia kenapa-kenapa. Katanya juga capek kalau jalan jauh. Jadi, dia ngizinin Arshan aja buat jemput kalian, terus dia bermalam di rumah abi Hanan." beritahu Arshan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jawaban Do'aku (END)
General Fiction[TAHAP REVISI] JANGAN LUPA VOTE! Minta rela kalau ada kesamaan nama ataupun hal lainnya.🙏 • Pertemuan pertama... Benar saja, sejak pertemuan pertama itulah awal dari dua hati bertemu hingga saling memendam rasa. Sejak saat itu, percikan rindu pun...