"Yang namanya jodoh sudah diatur dan ditetapkan terbaik oleh Allah. Bahkan terbaik dari yang kita harapkan."
.
.
.
.
.
.
.Jangan lupa vote ya🤗
🍉🍉🍉
.
.
.
.
.
.
.Aisha kini berada di kamarnya. Lebih tepatnya berada di balkon kamarnya. Menyendiri sambil merenung menatap langit yang bertaburkan bintang serta bulan yang bersinar terang. Berpapasan malam ini adalah malam pertengahan bulan. Menjadikannya lebih bercahaya daripada malam-malam sebelumnya.
Setelah sholat Isya, Aisha hanya berdiam diri di balkon. Mengetahui kalau sahabat dari Kevin sekaligus putra dari dosennya telah melamarnya hari ini, Aisha dirundung rasa sedih, khawatir dan bingung. Entah apa yang harus dia lakukan dengan lamaran tersebut, apakah dirinya akan menerima Arshan ataukah menolaknya?
Rasanya Aisha ingin menangis. Dia kembali teringat sosok laki-laki setahun yang lalu. Laki-laki yang telah mengambilkan dan menyerahkan cincinnya yang sempat terjatuh. Laki-laki yang dia harapkan sebagai jawaban dari doanya selama ini. Laki-laki yang sering hadir di ingatannya tanpa pernah diundang. Aisha merasa bingung sendiri. Aisha yang tidak tahu siapa laki-laki itu, namanya, sifatnya dan sebagainya. Aisha tidak tahu sama sekali.
Sama halnya dengan Arshan. Aisha tidak mengenalnya lebih, mengetahui sifat dan hal lainnya bagaimana, Aisha tidak tahu. Kecuali sehari di mana Arshan ikut buka bersama di rumahnya. Yang mana Arshan memanglah baik, seorang penghafal Al-Qur'an, sopan kepada yang lebih tua, bahkan selalu menjaga pandangannya kepada lawan jenis, kecuali ketidaksengajaan.
Mengingat hal tersebut, Aisha juga berpikir apakah dirinya pantas bersuami yang menurutnya sangatlah sempurna seperti Arshan? Apa yang membuat Arshan memilihnya, padahal dirinya tidaklah sesempurna perempuan lain di luaran sana dan tidaklah se-spesial perempuan kebanyakan.
Tok tok tok
"Aisha!"
Aisha tersadar ketika mendengar suara panggilan dari seseorang di depan kamarnya. Dengan segera dia mengesat sudut matanya yang berair lalu beranjak membuka pintu kamarnya. Menampilkan sosok Kevin. Aisha tersenyum kecil dan kembali masuk, diikuti oleh Kevin. Mereka sama-sama duduk di atas tempat tidur dengan saling berhadapan.
"Abang," panggil Aisha.
"Iya, Dek?" sahut Kevin.
"Abang kan sahabatan sama kak Arshan, Adek mau tanya,... Menurut Abang dengan sepengetahuan Abang tentang kak Arshan itu gimana sih?" tanya Aisha menatap abangnya itu.
"Abang udah mengenalnya selama tiga tahun, Dek. Dia sangat baik dan ramah. Dia enggak suka bergaul dengan perempuan. Yaa meski di pesantren enggak ada perempuan, tapi dia memang enggak pernah bergaul apalagi dekat dengan perempuan. Baik itu di lingkungan luar.
"Dia orangnya cuek, tapi akan perhatian dan lembut kepada orang yang disayanginya, seperti kedua orang tuanya, kakaknya maupun keponakannya. Dia sering sama Syarif daripada dengan teman-teman sekelasnya. Bukan enggak mau berteman, tapi memang lebih akrab dengan Syarif. Dia sering hadir di Majelis di pesantren, dan dia juga seorang hafiz Qur'an." ujar Kevin.
Mendengar penjelasan dari abangnya, membuat Aisha merasa kagum dan takjub dengan pria yang berniat menikahinya itu. Apakah memang dia jodohnya? Apakah Aisha pantas bersanding dengan pria itu? Pikirnya.
Kevin mengusap kepala adiknya dengan sayang. Dia mengetahui kalau Aisha pasti ragu dalam memilih jawaban. Dia juga tahu kalau adiknya itu benar-benar pemilih dalam hal seperti itu. Dia pun tidak mau kalau Aisha malah salah dalam memilih pasangan, dia tidak mau adiknya kecewa dan tidak bahagia. Tapi, dia merasa yakin kalau pilihan abinya itu adalah pilihan yang tepat. Karena dirinya sendiri pun sudah mengetahui seluk beluk Arshan sudah lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jawaban Do'aku (END)
Ficción General[TAHAP REVISI] JANGAN LUPA VOTE! Minta rela kalau ada kesamaan nama ataupun hal lainnya.🙏 • Pertemuan pertama... Benar saja, sejak pertemuan pertama itulah awal dari dua hati bertemu hingga saling memendam rasa. Sejak saat itu, percikan rindu pun...