"Berbukalah dengan yang manis-manis. Bukan hanya manis melainkan juga halal. Karena yang cuman manis belum tentu halal." hehe
.
.
.
.
.
.
.Jangan lupa vote ya!
🍉🍉🍉
.
.
.
.
.
.
.
"Assalamu'alaikum!" ucap dua perempuan di depan pintu rumah Aisha. Mereka adalah kedua sahabat Aisha yaitu Hana dan Zara.
Hanan yang sedang mengganti lampu teras dengan dibantu Kevin, lantas menolehkan kepalanya. Begitu juga dengan Kevin.
"Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh." jawab mereka. "Masya Allah... Silahkan masuk, Nak," titah Hanan mempersilahkan.
"Iya Bi." balas kedua perempuan itu sopan.
"Kakak siapa?" tanya Zara mengernyit bingung menatap seorang laki-laki yang sedang membantu Hanan, siapa lagi kalau bukan Kevin.
Zara memang bersifat sedikit kepo dengan orang lain sehingga dia pun lebih memiliki keberanian untuk menyapa seseorang.
"Abang kandungnya Aisha, Kevin." jawab Kevin.
"Ooh,... Abang Kevin." kata Zara dan Hana dengan ber-oh-riya. Mereka baru mengetahuinya kalau saudara kandung Aisha yang bernama Kevin tersebut ternyata berada di depan mata mereka. Mereka belum tahu wajah Kevin sebelumnya, hanya tahu namanya.
"Iya." jawab Kevin singkat.
"Masya Allah, enggak nyangka Kakak Kevin akhirnya kembali ke rumah ini." ujar Hana ikut senang.
"Iya." sahut Zara mengangguk membenarkan.
"Alhamdulillah, Nak." ucap Hanan tersenyum. Dia sudah turun dari kursi yang digunakan untuknya memasang lampu tadi.
Kedua perempuan itu hanya tersenyum.
"Aisha-nya mana, Bi?" tanya Zara dengan panggilan abi sebab Hanan sendiri yang meminta mereka ketika berada di luar lingkungan pesantren.
"Di dapur. Kalian masuk aja," kata Hanan.
"Yaudah, kami berdua ke dapur dulu, Bi," pamit Zara.
Hanan hanya mengangguk. Lalu kedua perempuan itu pun pergi ke dapur untuk menemui sahabat mereka.
"Assalamu'alaikum!" ucap beberapa orang baru datang. Mereka adalah para sahabat Kevin.
"Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh." sahut Hanan dan Kevin menolehkan kepalanya mereka. "Eh kalian? Ayo Silahkan masuk," titah Kevin mempersilahkan para sahabatnya itu masuk.
Para sahabat Kevin menyalami tangan Hanan dengan sopan. Mereka juga adalah murid Hanan di pesantren.
"Apa kabar, Ustadz?" tanya laki-laki yang seumuran dengan Kevin. Dia adalah Amir.
"Alhamdulillah baik kok, Mir." jawab Hanan tersenyum. "Kalian sendiri bagaimana?" tanya Hanan balik.
"Alhamdulillah baik juga kok, Ustadz." Kali ini Alfi-lah yang menjawab dengan senyuman di wajah tampannya. Dia adalah sahabat Kevin yang lebih muda satu tahun dari Kevin dan Amir.
"Masya Allah, ternyata Ustadz adalah orang tua kandung Kevin ya, padahal sering bertemu di pesantren." kata Amir merasa takjub sekaligus bingung sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jawaban Do'aku (END)
Ficción General[TAHAP REVISI] JANGAN LUPA VOTE! Minta rela kalau ada kesamaan nama ataupun hal lainnya.🙏 • Pertemuan pertama... Benar saja, sejak pertemuan pertama itulah awal dari dua hati bertemu hingga saling memendam rasa. Sejak saat itu, percikan rindu pun...