"Menyukai lawan jenis adalah fitrah bagi setiap manusia. Tetapi, kalau menyukai seseorang itu dilakukan dengan cara yang salah maka akan menimbulkan dosa."
.
.
.
.
.
.
.Jangan lupa vote ya🤗
🍉🍉🍉
.
.
.
.
.
.
.
Satu pekan telah berlalu. Masa-masa kuliah sudah Aisha lewati dengan baik dalam satu pekan. Bukan, melainkan hanya lima hari, karena Sabtu dan Ahad libur.
Tidak ada yang memberatkan Aisha. Semua teman sekelasnya pun sangat baik dan ramah kepadanya. Itulah yang dia syukuri.
Hari ini adalah hari senin, Aisha dan teman-temannya sedang berada di jam istirahat. Mereka pergi ke kantin dan ada juga yang hanya berada di kelas. Aisha diajak oleh ketiga sahabatnya untuk makan bersama di kantin, dan Aisha pun menyutujuinya.
Kini keempat orang gadis itu tengah menikmati bakso yang mereka pesan. Bakso yang dijual oleh pedagang kantin itu sangat enak dan murah, sehingga Zara pun membelinya lagi satu porsi karena kelaparan.
"Kamu nambah lagi?" tanya Ayya ketika melihat sahabatnya itu kembali duduk dengan membawa satu mangkok bakso.
Zara menunjukkan cengirannya dan mengangguk. "Iya. Aku tadi pagi enggak makan, jadi lapar. Mana baksonya enak banget, bikin nagih aja." ujarnya. Aisha dan Ayya pun mengangguk membenarkan kalau bakso tersebut sangat enak.
"Yaudah, kamu makan gih, nanti keburu masuk kelas loh." ujar Aisha.
Zara mengangguk. "Iya. Kalian kalau mau duluan, duluan aja. Aku enggak papa kok sendiri." ujarnya diakhiri dengan senyuman. Menyakinkan kalau dirinya tidak akan kenapa-kenapa.
"Enggak. Aku temanin kamu aja." ujar Hana.
"Iya, kami juga." timpal Aisha dan diangguki Ayya.
"Yaudah kalau gitu." balas Zara. Dia mulai memakan baksonya. Sedangkan ketiga sahabatnya sibuk dengan urusan masing-masing. Hana yang main ponsel, Ayya yang hanya melamun dan Aisha yang hanya diam menatap Zara yang sedang makan bakso dengan kuah yang merah karena sambal cabe. Aisha meringis melihatnya, namun dia juga tahu kalau hal itu adalah kesukaan dari Zara.
"Aisha, ada yang mau minta nomor hp kamu nih," ujar Hana tiba-tiba.
Aisha mengalihkan pandangannya dari Zara. Menatap Hana yang duduk di samping Zara. Keningnya mengernyit pertanda bingung.
"Siapa?" tanyanya.
"Haikal." jawab Hana.
"Haikal itu siapa? Dari mana dia tau sama aku?" tanya Aisha lagi. Dia sama sekali tidak mengenal dengan laki-laki itu.
"Dia lokal PAI C. Dia tau kamu waktu kita kuliah perdana hari itu. Dia sempat curi-curi pandang ke kamu. Dia kagum sama kamu. Dan sekarang dia mau minta nomor kamu." beritahu Hana.
Aisha menghela napas pasrah mengetahuinya. "Jangan di kasih." ujarnya. Karena dirinya bukanlah perempuan yang sembarangan memberikan nomor teleponnya kepada laki-laki yang bukan mahramnya.
"Padahal dia baik loh, ganteng pula." kata Hana memuji laki-laki yang disebutkannya tadi.
"Aku bilang jangan di kasih." ulang Aisha dengan sedikit tegas.
Zara dan Hana kaget mendengar Aisha berkata dengan nada biasa saja namun terbilang tegas itu. Karena mereka baru pernah mendengarnya begitu. Lain halnya dengan Ayya yang sudah paham dengan sifat sahabatnya sedari lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jawaban Do'aku (END)
Ficțiune generală[TAHAP REVISI] JANGAN LUPA VOTE! Minta rela kalau ada kesamaan nama ataupun hal lainnya.🙏 • Pertemuan pertama... Benar saja, sejak pertemuan pertama itulah awal dari dua hati bertemu hingga saling memendam rasa. Sejak saat itu, percikan rindu pun...