"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa."
(Q.S. Al-Furqan ayat 74)
.
.
.
.
.
.
.Jangan lupa vote ya!
🍉🍉🍉
.
.
.
.
.
.
.
Setelah pulang dari mengajar, Arshan kini tengah menunggu istrinya di parkiran kampus. Istrinya itu belum keluar dari kelas. Dia memakai masker dan topi agar wajahnya terlindungi karena dia tidak suka ada perempuan yang meliriknya. Hanya Aisha yang boleh dan disukainya untuk menatapnya.
Tidak lama kemudian, Aisha pun keluar bersama dengan Syarif dan Ayya. Arshan tersenyum di balik maskernya melihat istrinya yang lebih berisi daripada sebelumnya. Pipi Aisha pun juga semakin chubby hingga membuat Arshan merasa gemas.
"Abang!" seru Aisha dengan berlari kecil ke arah Arshan. Sedangkan suaminya itu geleng-geleng kepala melihat istrinya yang berlari.
"Jangan lari, Aisha. Nanti kamu jatuh!" tegur Arshan.
Aisha hanya menunjukkan senyumannya. Dia sudah berdiri di depan suaminya itu.
"Tadi istrimu sempat pingsan di perpustakaan. Untung aja ada pak Faisal yang bantu gendong dia ke UKS." beritahu Syarif setibanya di dekat Arshan dan Aisha.
Arshan terkejut mendengarnya. "Ya Allah, kok bisa? Kamu kenapa? Enggak makan ya?" tanya Arshan panik seraya menangkup wajah Aisha dengan tangannya.
"Mungkin Aisha cuman kelelahan, Bang. Aisha udah enggak papa kok." ujar Aisha kembali menampilkan senyumannya. Menyakinkan kalau dirinya tidak kenapa-kenapa.
"Yaudah kalau gitu, yuk pulang," ajak Arshan dan diangguki oleh Aisha. Mereka beralih menatap sahabat mereka.
"Kita berdua duluan ya," pamit Arshan.
"Iya, Shan. Kita juga mau pulang nih. Kalian hati-hati di jalan ya," pesan Syarif.
"Iya, Rif. Assalamu'alaikum," ucap Arshan dan Aisha. Aisha melambaikan tangannya kepada Ayya dan dibalas lambaian pula oleh sahabatnya itu.
"Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh."
"Yuk, Sayang," ajak Syarif kepada istrinya.
Ayya mengangguk dan menaiki motor Syarif kemudian mereka pun pulang.
...
Hoekk
Baru saja Arshan memarkirkan sepeda motornya di halaman rumah, Aisha tiba-tiba merasakan perutnya mual. Dengan bergegas dia berlari masuk ke dalam rumah meninggalkan Arshan yang menatapnya bingung dan khawatir. Arshan pun menyusul istrinya juga dengan berlari.
Aisha memuntahkan cairan bening di westafel kamar mandi dapur. Entah kenapa dengannya, Aisha tidak tahu. Perutnya terasa diaduk-aduk membuatnya ingin muntah.
"Sayang, kamu enggak papa?" tanya Arshan khawatir. Setibanya di kamar mandi, dia langsung mengurut tengkuk istrinya karena Aisha kembali muntah. Arshan semakin dibuat khawatir melihatnya.
Setelah mereda, Arshan menuntun Aisha untuk duduk di kursi meja makan. Lalu menuangkan air hangat untuk istrinya itu.
"Minum dulu, Sayang," titah Arshan seraya membantu Aisha minum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jawaban Do'aku (END)
General Fiction[TAHAP REVISI] JANGAN LUPA VOTE! Minta rela kalau ada kesamaan nama ataupun hal lainnya.🙏 • Pertemuan pertama... Benar saja, sejak pertemuan pertama itulah awal dari dua hati bertemu hingga saling memendam rasa. Sejak saat itu, percikan rindu pun...