44. Pindah

640 43 0
                                    

"Istri yang paling beruntung ialah diberikan suami yang penyabar dan penyayang, penuh kehangatan dan kelembutan, suka menolong, dan berhati tulus. Jika dia pergi, istri merindukan. Jika dia ada, istri ingin terus berdekatan."

.
.
.
.
.
.
.

Jangan lupa vote ya🤗

🍉🍉🍉

.
.
.
.
.
.
.





"Nak, jagain anak Abi ya. Mulai sekarang Abi serahkan dia kepadamu. Ingat, jangan buat dia sedih dan nangis." pesan Hanan seraya menepuk pelan pundak menantunya.

Kini Hanan, Raisa dan yang lainnya sedang memberangkatkan Arshan dan Aisha ingin berangkat pergi ke rumah Arshan.

"Insya Allah Arshan akan berusaha untuk enggak membuatnya menangis dan bersedih, Bi. Doakan Arshan," ucap Arshan kemudian mencium punggung tangan dan telapak tangan mertuanya itu.

Hanan hanya mengangguk dengan senyuman di wajahnya. Dia akan selalu mendoakan putrinya dan menantunya itu.

"Sayangnya Umi, kalau udah sampe di sana kabarin Umi ya," pesan Raisa kepada Aisha yang tengah memeluknya manja. Mereka baru saja selesai dengan acara menangis karena akan berpisah.

"Iya Umi. Aisha bakalan kabarin kok." balas Aisha tersenyum. Dia melepaskan pelukannya, mencium kedua pipi Raisa dan dibalas kecupan sayang di keningnya. Lalu dia beralih memeluk Kevin.

"Abang, cepat-cepat bikin rumah ya, biar Aisha sering ketemu sama Abang dan Kak Naya." kata Aisha dengan cengiran kecilnya.

Kevin mengusap kepala Aisha dan mencium keningnya dengan sayang. "Iya, Sayang. Sekitar 6 bulan rumahnya jadi kok. Kamu tenang aja ya," ucap Kevin tersenyum menatap adiknya.

"Yaudah kalau gitu, Arshan sama Aisha pamit dulu, Bi, Mi." pamit Arshan.

"Hati-hati ya, Nak," pesan Hanan.

"Iya, Bi." balas Arshan mengangguk.

"Pamit dulu, Bang, Kak Naya," pamit Arshan kepada Kevin dan Naya.

"Iya Shan." balas Kevin. Dan Naya hanya mengangguk dengan senyuman tipis.

"Assalamu'alaikum, semuanya," ucap Arshan dan Aisha sudah berada di dalam mobil. Mereka sama-sama melambaikan tangannya mereka ke arah keluarga mereka. Begitu juga dengan keluarga mereka itu.

"Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh." balas Hanan dan yang lainnya.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit, Arshan dan Aisha kini telah berada di dekat rumah Arshan. Aisha menatap rumah-rumah yang berjejer di samping kirinya dan samping kanan Arshan. Di sana bukanlah perumahan komplek ataupun perumahaan sewaan. Semuanya bertingkat dua dan juga hanya berlantaikan satu.

Mobil berhenti di depan sebuah rumah bertingkat dua. Arshan keluar dari mobil untuk membuka pagar rumah tersebut. Aisha tahu rumah yang disinggahi sekarang adalah rumah Arshan, karena Arshan pernah mengatakan kalau rumahnya bercat putih berpadu mocca. Dan di sinilah rumah itu berada, sedangkan rumah-rumah yang lain tidak ada yang bercat yang sama.

Arshan kembali masuk ke dalam mobil dan memasukkan mobilnya ke halaman rumah. Setelahnya dia dan Aisha pun keluar dari mobil. Aisha langsung tertuju ke arah rumah yang berjarak beberapa meter di samping rumah Arshan. Arshan yang memperhatikannya pun lantas bertanya, "Kenapa, Sayang?"

"Rumah-rumah di sini berisi semuanya ya, Bang?" tanya Aisha penasaran.

"Iya, kenapa memangnya?" tanya Arshan lagi.

Jawaban Do'aku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang