"Begitulah kalau Allah sudah berencana, siapapun tidak ada yang tahu bagaimana rencana itu."
Ibnul Jauzi Rahimahullah berkata :
"Rencana Allah padamu lebih baik daripada rencanamu. Terkadang Allah menghalangi rencanamu untuk menguji kesabaranmu. Maka perlihatkanlah kepada-Nya kesabaran yang indah. Tak lama kamu akan melihat sesuatu yang menggembirakanmu."
(Shaidul Khathir 1/205)
.
.
.
.
.
.
.Jangan lupa vote ya!
🍉🍉🍉
.
.
.
.
.
.
.
3 setengah tahun kemudian...
3 tahun setengah sudah Aisha ber-status sebagai Mahasiswi di kampus yang mana dia berkuliah, akhirnya setelah berbagai rintangan tugas kuliah yang dijalaninya, hari ini dirinya dan teman-temannya pun akan merayakan hari kelulusan/wisuda. Aisha sangat bersyukur karena semuanya telah dia lewati.
"Masya Allah, ... Umi cantik banget," puji seorang anak kecil kepada ibunya. Dia adalah Arshad, putra dari Arshan dan Aisha.
Sekarang Arshad sudah berusia 3 setengah tahun. Dia sangat pintar dan menggemaskan. Semakin beranjak, wajah Arshad semakin jelas kalau dirinya mirip dengan Arshan. Namun, ketika tersenyum Arshad sangat mirip dengan Aisha. Sifatnya juga persis dengan Arshan ketika berada di luar, yaitu datar kepada perempuan yang lebih dewasa sedikit darinya maupun anak kecil perempuan.
Arshan dan Aisha mengajarkan kepada Arshad kalau dia sudah dewasa nanti Arshad lebih baiknya selalu menjaga diri, menjaga pandangan dan selalu menjaga diri dari hal-hal yang dapat mengakibatkan ke perbuatan maksiat.
Dan ternyata, Arshad belajar melakukannya sejak dini. Alasannya karena dia ingin patuh dengan ajaran atau perintah di dalam agamanya. Arshan dan Aisha pun merasa bangga dengan putra mereka yang mudah memahami di usia belianya sekarang.
"Anak Umi juga ganteng banget sih? Arshad udah siap?" tanya Aisha. Kini dia sedang menjemput putranya itu di kamar Arshad yang berdampingan dengan kamar Arshan dan Aisha.
"Arshad udah siap, Umi." jawab Arshad tersenyum menatap sang umi yang lebih tinggi darinya.
"Yaudah, ayo kita keluar, abi udah nungguin kita," ajak Aisha menggandeng tangan mungil putranya. Lalu turun.
"Abii!" seru Arshad seraya berlari kecil ke arah Arshan yang baru saja memanaskan mobil.
"Hey, Sayang," sapa Arshan. Dia menangkap Arshad lalu menggendongnya.
"Abi, lihat deh Umi, Umi cantik kan?" tanya Arshad seraya menunjuk Aisha yang baru tiba.
Arshan menatap istrinya lalu tersenyum. Istrinya memang selalu cantik di matanya. "Iya Sayang, Umi memang sangat cantik. Bahkan kecantikannya semakin bertambah kalau lagi merona." kata Arshan membenarkan apa yang dikatakan oleh putranya.
"Iih, Abang apaan sih?" sebal Aisha. Arshan hanya terkekeh gemas melihatnya.
"Merona itu apa, Bi?" tanya Arshad dengan kepala miring, memikirkan makna merona yang baru saja dibahas orang tuanya itu.
"Enggak papa, Sayang. Nanti kalau Arshad udah besar pasti ngerti kok." ujar Aisha dengan mengusap rambut Arshad.
Arshan tersenyum menatap kedua orang tercintanya itu. "Udah jam 8, yuk kita berangkat," ajak Arshan dan diangguki oleh Aisha dan Arshad.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jawaban Do'aku (END)
General Fiction[TAHAP REVISI] JANGAN LUPA VOTE! Minta rela kalau ada kesamaan nama ataupun hal lainnya.🙏 • Pertemuan pertama... Benar saja, sejak pertemuan pertama itulah awal dari dua hati bertemu hingga saling memendam rasa. Sejak saat itu, percikan rindu pun...