"Hakikat istikharah itu bukan untuk menentukan 2 pilihan yang berbeda, namun memantapkan hati untuk 1 pilihan yang sudah dipilih-Nya."
.
.
.
.
.
.
.Jangan lupa vote ya🤗
🍉🍉🍉
.
.
.
.
.
.
.
Aisha terlonjak kaget mendapati suaminya yang tiba-tiba berdiri di sampingnya.
"Aaa, Abang!" rengek Aisha seraya menutupi wajahnya yang berpoles make-up dengan kedua telapak tangannya.
Sedari Arshan berada di kamar mandi, Aisha yang merasa gabut pun memilih belajar me-make-up wajahnya. Tidak tebal namun terkesan sangat tipis. Karena semenjak dirinya sudah menikah, Aisha belum pernah menggunakan make-up yang mana make-up tersebut adalah hadiah pernikahan mereka.
"Kenapa ditutup? Abang mau lihat, Sayang." kata Arshan.
"Enggak. Aisha malu. Aisha enggak bisa make-up." ujar Aisha yang enggan menampilkan wajahnya. Dia malu.
"Sini, Sayang. Abang mau lihat," pinta Arshan membujuk.
"Jangan ketawain ya," kata Aisha.
"Iya Sayang." jawab Arshan. Lalu Aisha pun perlahan menurunkan kedua tangannya hingga tampaklah wajahnya. Arshan dibuat pangling, meski sudah pernah melihat Aisha ber-make-up ketika akad nikah dan resepsi mereka. Beda lagi, kali ini tangan istrinya itu sendiri yang menghiasnya, tetapi hasilnya pun menurutnya sangat bagus.
"Masya Allah." ucap Arshan pangling. "Kamu cantik banget, Sayang. Beneran deh." beritahunya.
"Abang bohong kan? Pasti Abang muji karena enggak mau Aisha kecewa dengan hasilnya kan?" tanya Aisha yang merasa berbeda dengan pendapat suaminya itu.
"Enggak, Sayang." Arshan menggeleng. "Kamu beneran cantik. Coba lihat ke cermin," titahnya.
Aisha menoleh menatap cermin di depannya. Pipinya menghangat karena melihat pantulan dirinya di cermin tersebut.
"Maaf ya, Bang, Aisha enggak pede kayak gini. Aisha suka pake bedak sama celak aja dan liptint tipis. Aisha enggak berminat kayak perempuan-perempuan di luar sana." ucap Aisha pelan.
"Sayang, justru Abang sangat suka kamu enggak pake make-up. Karena apa? Karena cantikmu natural, Sayang. Kalau sesekali pake enggak papa." ujar Arshan dengan senyuman. Meski cantik, menurutnya Aisha yang natural lebih berseri.
"Makasih ya, Abang," ucap Aisha ingin memeluk Arshan. Namun, senyumannya luntur ketika Arshan dengan refleks memundurkan tubuhnya.
"Kenapa, Bang? Aisha kan mau meluk Abang." ujar Aisha.
"Abang udah wudhu, Sayang. Jangan peluk dulu, nanti Abang batal." kata Arshan melarang.
"Iih, enggak bilang. Aisha juga mau sholat." cemberut Aisha. Dengan jahil dia ingin menyentuh Arshan.
Mata Arshan membulat dan kembali memundurkan tubuhnya. "Eh? Awas ya kamu kalau nyentuh Abang," peringatnya dengan mata menyipit.
Aisha tersenyum tanpa berhenti melangkah mendekati Arshan yang berjalan mundur. "Emang Abang mau apa?" tanyanya menggoda.
"Awas ya, nanti Abang balas loh," ancam Arshan. Detik selanjutnya jadilah mereka lari-larian di dalam kamar dengan tawa yang memenuhi ruangan. Hingga kemudian Arshan berhenti mendadak karena suara ponselnya yang berbunyi. Sehingga Aisha yang belum siap berhenti pun tidak sengaja menabrak Arshan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jawaban Do'aku (END)
Ficción General[TAHAP REVISI] JANGAN LUPA VOTE! Minta rela kalau ada kesamaan nama ataupun hal lainnya.🙏 • Pertemuan pertama... Benar saja, sejak pertemuan pertama itulah awal dari dua hati bertemu hingga saling memendam rasa. Sejak saat itu, percikan rindu pun...