18. Rindu Lagi

595 64 0
                                    

"Merindukanmu bukanlah hal yang mudah. Karena itu bukanlah sebuah luka yang bisa sembuh, melainkan rindu itu semakin kambuh."

.
.
.
.
.
.
.

Jangan lupa vote ya🤗

🍉🍉🍉

.
.
.
.
.
.
.





Beberapa hari ini Aisha sangat merasakan lelah dan tidak memiliki mood untuk pergi ke kampus. Alasannya, tentu saja karena laki-laki yang bernama Kemal itu yang telah mengganggunya. Laki-laki itu benar-benar membuat Aisha merasa jengkel dan risih menghadapinya. Entah apa yang akan dilakukan Kemal lagi kalau Aisha pergi ke kampus dan bertemu dengannya. Rasanya Aisha tidak ingin pergi kuliah. Untung saja hari ini dia tidak bertemu dengan Kemal walau sedikitpun. Aisha sangat bersyukur dan berharap tidak akan diganggu lagi oleh laki-laki itu.

Di tengah-tengah gundah dan resah yang dialaminya, Aisha malah sering teringat dengan sosok laki-laki di toko lagi.

Aisha menghela napas panjang. Berlama-lama memikirkan hal itu juga tidak baik. Lebih baik dia beranjak ke arah lemarinya untuk mengambil jilbabnya, kemudian beranjak turun ke bawah. Di sana tidak ada siapapun kecuali dirinya. Sedangkan kedua orang tuanya sedang istirahat di kamar dan Kevin berada di pesantren.

Aisha merasakan lapar di perutnya, jadi dia pun ber-inisiatif untuk makan karena sedari pulang kuliah dia belum menyentuh makanan bahkan memakannya sedikitpun. Tentu dengan alasan kepada kedua orang tuanya adalah ingin beristirahat sebentar.

Aisha mengambil nasi dan lauk pauknya kemudian makan. Tetapi, makanan itu hanya sesekali dia suap karena efek tidak mood-nya.

"Assalamu'alaikum!" ucap seseorang.

Aisha yang mendengar seseorang mengucapkan salam pun lantas menoleh. Ternyata adalah Kevin yang baru saja datang.

Laki-laki itu menghampiri Aisha dan berdiri di sampingnya. Aisha segera mencium punggung tangan abangnya dan dibalas elusan sayang di kepalanya.

"Kenapa baru makan, Dek?" tanya Kevin.

"Tadi istirahat dulu." jawab Aisha. Dia kembali menyuapkan makanannya ke dalam mulutnya.

Kevin sendiri duduk di sampingnya dan memperhatikan wajah Aisha yang tampak berbeda. Bahkan seperti tidak bersemangat untuk makan.

"Dek, kamu kenapa enggak bersemangat gitu? Kamu sakit?" tanya Kevin.

"Enggak... Adek cuman enggak bernafsu makan aja." jawab Aisha dengan senyuman tipis di wajahnya.

Namun, Kevin seolah melihat senyuman terpaksa di wajah adiknya itu.

"Kenapa, hm? Ada masalah ya? Atau ada tugas yang nyusahin kamu? Coba bilang sama Abang," pinta Kevin dengan lembut.

Aisha menghela napas lelah seraya menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. Lalu menatap Kevin yang menunggu jawabannya.

"Tadi Kemal dapet nomor Aisha dari Hana. Itu gara-gara Hana teledor, jadi si Kemal dapat kesempatan ngambil hpnya Hana. Terus tadi chat Aisha." beritahu Aisha.

"Adek risih banget, Bang. Apalagi ditambah banyaknya tugas kuliah, makin kesal jadinya Aisha. Seharusnya dia ngehargain perasaan dan hargain Adek dong sebagai perempuan. Adek juga baperan. Tapi, syukurnya Adek enggak baper ke dia, cuman kesal aja. Seharusnya dia juga bisa jaga jarak dan jaga omongan biar enggak jadi salah paham. Banyak teman Adek yang ngira kalau Adek ada hubungan sesuatu sama dia, dan dianya malah bilang iya. Padahal enggak ada sama sekali pun. Aisha sempat marah tadi." lanjutnya dengan lesu.

Jawaban Do'aku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang