49. Sakit

850 49 0
                                    

Diriwayatkan oleh Aisyah RA, "Rasulullah SAW adalah orang yang penyayang lagi lembut. Beliau orang yang paling lembut dan banyak menemani istrinya yang sedang mengadu atau sakit."

(Muttafaqun alaih).

.
.
.
.
.
.
.

Jangan lupa vote ya🤗

🍉🍉🍉

.
.
.
.
.
.
.




Arshan mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya. Setelah benar-benar bangun, Arshan duduk dan memperhatikan Aisha yang berada di dalam pelukannya dengan tidur membelakanginya. Istrinya itu masih tidur dengan pulasnya, membuat Arshan tersenyum. Dia mengusap rambut yang sedikit menutupi wajah Aisha hingga tampaklah dengan jelas wajah istrinya. Namun, senyumannya seketika luntur karena merasakan wajah Aisha yang panas. Dengan segera dia mengecek suhu tubuh Aisha dan ternyata memang benar kalau tubuh istrinya terasa panas.

"Aisha, Sayang..." panggil Arshan seraya menepuk pelan pipi Aisha.

"Sayang, bangun dulu," panggil Arshan lagi karena istrinya belum ada pergerakan kecil sedikitpun.

"Enghh... " lenguh Aisha mulai terusik.

"Sayang, kamu demam?" tanya Arshan.

"Enghh... " Masih dengan lenguhannya, Aisha rasanya tidak berdaya untuk menjawab.

"Tubuh kamu panas banget, Sayang. Kamu kemarin kehujanan ya?" tanya Arshan lagi, mengingat kemarin sempat hujan ketika dirinya menjemput Aisha di kampus.

"Enggak..." jawab Aisha pelan.

"Tunggu sebentar, Abang ambil kompresan dulu," Arshan beranjak turun ke bawah untuk mengambil kompresan.

Ceklek

Aisha membuka matanya dan mendapati Farhana yang masuk ke dalam kamar. Dia mengira adalah Arshan, ternyata bukan. Farhana menghampirinya dan duduk di tepi tempat tidur.

"Aisha, kamu demam ya, Sayang?" tanya Farhana mengecek keadaan menantunya itu. Dia mengetahuinya karena Arshan yang telah memberitahukannya ketika di dapur.

"Ya Allah, tubuh kamu panas banget. Kamu perlu dikompres ini. Bentar ya, Arshan lagi ambilin kompresannya dulu," kata Farhana. Dia mengusap kepala menantunya dengan sayang.

"Maaf ya, Mi,... Aisha enggak bisa bantuin Umi masak sarapan nanti," ucap Aisha pelan menatap Farhana dengan perasaan tidak enak.

"Enggak papa, Sayang. Kamu harus banyak istirahat," kata Farhana yang tidak mempermasalahkan hal itu. Kesehatan menantunya lebih penting daripada harus membantunya di dapur.

Arshan kembali dengan membawa kompresan lalu meletakkannya di atas meja nakas.

"Yaudah, Nak, Umi buatin bubur ya," tawar Farhana.

"Makasih, Umi, maaf jadi merepotkan Umi," ucap Aisha lagi.

"Enggak papa, Sayang. Yaudah, Umi keluar dulu," pamit Farhana beranjak.

"Iya Mi." balas Arshan. Uminya pun keluar dari kamar.

"Sayang, ini Abang bawain air putih. Minum dulu ya," Arshan duduk di tempat Farhana duduk.

Aisha hanya mengangguk dan bangun untuk duduk dibantu oleh Arshan. Lalu dia pun meminum air yang diberikan oleh suaminya itu hingga setengah gelas.

Sementara Arshan meletakkan bantal di belakang tubuh Aisha agar istrinya itu bisa bersandar dengan nyaman.

Jawaban Do'aku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang