53. Menjemput

671 49 0
                                    

"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir."

(QS Ar-Rum: 21)

.
.
.
.
.
.
.

Jangan lupa vote ya!

🍉🍉🍉

.
.
.
.
.
.
.






Hari-hari telah berlalu, setelah satu hari pemulihan, Faisal dan Farhana pun diizinkan pulang. Mereka tidak langsung pulang ke rumah melainkan pulang ke rumah paman Arshan, Fariz. Dan setelah satu pekan berada di luar kota, pada hari ini mereka pun pulang ke rumah.

Arshan sudah mengabari Aisha kalau mereka akan pulang. Dan istrinya itupun akan menjemputnya di bandara bersama dengan Kevin. Mulanya Arshan mencegah Aisha karena takut Aisha kenapa-kenapa, tapi setelah mendapat rengekan dari Aisha, Arshan pun mengizinkannya asal dijaga oleh Kevin.

Kini Aisha dan Kevin sudah berada di bandara menunggu Arshan, Faisal dan Farhana datang. Aisha memilih duduk di kursi karena kakinya terasa penat berdiri. Kevin yang semulanya duduk pun mengusap puncak kepala adiknya itu. Dia tahu kalau Aisha sudah tidak sabar bertemu dengan Arshan.

Aisha memang sangat bosan karena berpisah dengan Arshan meski hanya satu pekan, namun menciptakan kerinduan pada Arshan dan dirinya. Apalagi di tengah Aisha yang sedang hamil, pasti ingin terus berdekatan dengan suaminya itu.

"Humaira!" panggil seseorang.

Lamunan Aisha buyar ketika mendengar suara seseorang yang sangat familiar di telinganya. Siapa lagi kalau bukan suaminya, Arshan. Dengan segera dia menolehkan kepalanya menatap ke arah sumber suara dan menemukan Arshan yang berjalan ke arahnya bersama dengan Faisal, Farhana dan juga Syarif.

Senyuman terpancar di wajah cantiknya, Aisha beranjak dan berjalan ke arah suaminya dan mertuanya itu. Dia sangat merindukan Arshan dan juga senang karena keempatnya tiba dengan selamat. Dia terharu melihat kedua mertuanya yang sekarang bisa berjalan dengan lumayan lancar.

Arshan sendiri siap ingin memeluk Aisha dengan kerinduan. Namun, senyumannya luntur ketika istrinya malah memeluk Farhana di sampingnya. Wajahnya berubah cengo sebentar lalu berubah menjadi datar.

"Aisha rindu sama Umi. Umi baik-baik aja kan? Masih sakit tangannya?" tanya Aisha setelah melepaskan pelukannya. Dia mencium punggung tangan Farhana dan Faisal bergantian.

"Umi enggak papa kok, Sayang. Udah mendingan." jawab Farhana tersenyum.

"Sayang..." rengek Arshan karena telah diabaikan oleh istrinya, padahal dirinyalah yang sangat dirindukan oleh Aisha ketika ber-videocall-an sebelum pulang dan lihatlah sekarang, Aisha malah mengabaikannya dan memilih memeluk Farhana.

"Dek, kamu lupain suami kamu? Tuh dia kangen berat sama kamu loh," kata Kevin dengan terkekeh kecil melihat sahabatnya yang berbeda.

Syarif juga terkekeh melihat wajah masam sahabatnya itu. Ternyata Arshan akan berubah drastis kalau di depan istrinya, pikirnya.

Aisha menunjukkan cengirannya menatap Arshan. "Maaf, habisnya kesenangan Umi sama Abi pulang dengan selamat." ujarnya. Dia beralih kepada suaminya dan memeluknya.

"Maaf ya, Abang, Aisha juga rindu banget sama Abang." ucap Aisha. Lalu mendongak menatap suaminya yang tidak memberikan reaksi apapun selain wajah datarnya.

Jawaban Do'aku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang