"Bahagiakanlah orang tersayang-mu, selagi kau mempunyai kesempatan untuk membahagiakannya."
.
.
.
.
.
.
.Jangan lupa vote ya!
🍉🍉🍉
.
.
.
.
.
.
.
"Aisha, udah siap?" tanya Ayden menghampiri adiknya yang baru turun dengan pakaian hari kelulusan melekat di tubuh mungilnya. Aisha sangat cantik dengan pakaian yang tidak heboh dan make up yang terbilang tipis. Padahal adiknya itu enggan memakai make up, tetapi pihak dari sekolahnya menyuruh agar memakai make up walau hanya tipis, agar ketika di foto nanti tidak ada yang terlihat pucat.
Dan lihatlah sekarang, dengan di-make up oleh Raisa, Aisha sangat cantik dan elegan. Bahkan Ayden dan Hanan pun awalnya sempat tidak mengenali Aisha.
"Masya Allah, ini beneran kamu, Sayang?" tanya Hanan mengerjap menatap putrinya itu.
Bibir Aisha manyun mendengar pertanyaan dari abi-nya itu. Entah apa yang dilakukan uminya sehingga Hanan dan Ayden tidak mengenalinya, pikirnya.
"Iya, Bi, ini Aisha putri Abi." ujar Aisha cemberut.
"Kamu cantik banget, Dek," puji Ayden seraya mengusap kepala Aisha yang tertutup khimar.
"Iya Nak. Kamu cantik banget. Pandai banget umi dandanin kamu," timpal Hanan membenarkan apa yang dikatakan oleh Ayden. Memang putrinya itu sangat cantik walaupun tidak memakai make up.
Wajah Aisha pun tersipu malu mendengar pujian dari dua lelaki kesayangannya itu. Dia memegang pipinya yang terasa hangat.
"Kalian berlebihan aja, make up-nya tipis banget gini dibilang cantik." ujarnya.
"Aisha udah cantik dari lahir, jadi kalau di-make up-in tambah cantik jadinya. Natural." sahut Raisa menghampiri Hanan dan kedua anaknya itu.
"Umi bisa aja." kata Aisha malu, namun dia pun bersyukur karena adanya Raisa yang berbakat dalam hal riasan. Jadi, Aisha tidak perlu lagi ke sana ke mari mencari tata rias untuk me-make up wajahnya.
"Yaudah, udah jam setengah delapan. Aisha berangkat dulu ya," kata Aisha. Dia memasang tasnya yang sedari tadi hanya dijinjing.
"Iya Sayang, semoga hasilnya bagus dan acaranya lancar, Aamiin." ucap Raisa dengan mengusap kepala putrinya itu. Nilai tinggi ataupun jelek tidak masalah, asalkan putrinya itu lulus.
"Aamiin Ya Allah." sahut Aisha dan yang lainnya.
"Kevin sama Aisha berangkat dulu, Bi, Mi," Ayden mencium punggung tangan kedua orang tuanya, diikuti Aisha.
"Hati-hati di jalannya, jangan ngebut," pesan Raisa.
Ayden menganggukkan kepalanya. "Iya Mi. Assalamu'alaikum," ucapnya dan Aisha. Mereka menaiki sepeda motor milik Aisha. Dikarenakan ban sepeda motor Kevin bocor, jadi Aisha tidak masalah meminjamkan motornya kepada Ayden. Toh, Ayden adalah saudaranya bukan orang lain.
"Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh."
...
Sesampainya di sekolah, Aisha langsung dihampiri oleh seorang gadis. Bahkan gadis itu sampai memeluk Aisha karena rindu. Dia adalah sahabat baik Aisha, yaitu Ayya.
Ayya Nadya Shaleha, itulah namanya. Gadis berwajah cantik dan bertubuh lebih tinggi sedikit dari pada Aisha itu adalah sahabat Aisha dari kecil. Sehingga mulai dari sekolah pesantren pun mereka satu kelas hingga sekarang di MAN.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jawaban Do'aku (END)
General Fiction[TAHAP REVISI] JANGAN LUPA VOTE! Minta rela kalau ada kesamaan nama ataupun hal lainnya.🙏 • Pertemuan pertama... Benar saja, sejak pertemuan pertama itulah awal dari dua hati bertemu hingga saling memendam rasa. Sejak saat itu, percikan rindu pun...