"Menjadi takdirmu adalah sebuah ketidakmungkinan bagiku, namun rahasia Allah sungguh luar biasa."
.
.
.
.
.
.
.Jangan lupa vote ya!
🍉🍉🍉
.
.
.
.
.
.
.
Sore harinya...
Setelah selesai acara, Arshan pulang ke rumahnya dengan kedua orang tuanya. Dia lupa kalau pakaiannya tertinggal. Jadi, dia memilih pulang sebentar untuk mengambilnya.
Mulanya kedua orang tua Arshan melarangnya dan biar mereka saja yang mengambilnya lalu mengantarkannya, namun Arshan tidak ingin merepotkan kedua orang tuanya itu.
Kini Arshan sudah kembali ke rumah Aisha, istrinya. Tentu saja dengan membawa pakaiannya dan barang lainnya.
"Assalamu'alaikum," ucap Arshan memasuki kamar Aisha. Dia mendapati Aisha yang tengah tidur dengan masih menggunakan penutup kepala.
Arshan juga sudah berganti pakaian dengan pakaian jubah gamis yang biasanya dia pakai. Tidak lupa peci yang selalu melekat di kepalanya. Dengan membawa tas ranselnya, Arshan berjalan ke arah tempat tidur. Dia meletakkan tasnya di dekat tempat tidur itu dan duduk di sisi kasur. Lebih tepatnya di samping Aisha. Memperhatikan wajah damai istrinya yang masih terlelap. Dia tahu kalau Aisha pasti sangat kelelahan karena acara hari ini. Dia pun tidak tega membangunkannya. Padahal jam menunjukkan pukul 15 : 25, yang mana sebentar lagi adzan Ashar akan berkumandang. Dia pun mencoba mengusap kepala Aisha dengan lembut.
"Aisha," panggilnya.
"Aisha, bangun," panggilnya dengan lembut lagi, karena Aisha masih belum menunjukkan reaksi.
"Engh..." lenguh Aisha merasa terusik. Dengan perlahan matanya terbuka.
"Maaf ya aku bangunin kamu, udah dekat waktu Ashar. Bangun dulu ya," ujar Arshan yang masih mengelus kepala istrinya itu. Panggilannya sudah berubah menjadi aku dan bukan saya lagi.
Aisha mengangguk dan bangun dari tidurannya. Matanya masih berat karena mengantuk. Arshan tersenyum.
"K-Kak Arshan kapan datang?" tanya Aisha canggung.
"Baru aja." jawab Arshan tersenyum tipis. "Aku mau siap-siap ke Masjid dulu," ujar Arshan kemudian beranjak ke kamar mandi untuk berganti pakaian.
Aisha hanya diam di atas tempat tidur. Menetralkan detak jantungnya yang berdetak kencang saat berada di dekat suaminya itu.
Beberapa menit kemudian, Arshan pun keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah berganti dengan jubah gamis putih. Dia mendekati Aisha yang masih duduk di atas tempat tidur.
"Aisha, aku mau berangkat ke Masjid dulu ya," ujar Arshan.
"Iya Kak. Hati-hati ya di jalan," pesan Aisha dengan senyuman tipis.
"Iya Aisha. Assalamu'alaikum," ucap Arshan dan keluar dari kamar Aisha.
"Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh." balas Aisha menatap suaminya yang baru saja pergi ke mesjid itu.
Aisha menangkup kedua pipinya yang terasa hangat. Mengingat kata-kata yang selalu keluar dari bibir Arshan dengan lembut, membuat hatinya berdesir.
"Aku mimpi ya?" gumam Aisha bertanya pada dirinya sendiri. Dia merasa tidak percaya dengan hal yang dia alami hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jawaban Do'aku (END)
Algemene fictie[TAHAP REVISI] JANGAN LUPA VOTE! Minta rela kalau ada kesamaan nama ataupun hal lainnya.🙏 • Pertemuan pertama... Benar saja, sejak pertemuan pertama itulah awal dari dua hati bertemu hingga saling memendam rasa. Sejak saat itu, percikan rindu pun...