"Ambillah pelajaran dari apa yang telah kau lalui, petiklah hikmahnya. Karena dari situ kita mengetahui apa yang kita tidak ketahui."
.
.
.
.
.
.
.Jangan lupa vote ya!
🍉🍉🍉
.
.
.
.
.
.
.Tok tok tok
"Assalamu'alaikum!" ucap beberapa orang di depan pintu sebuah rumah yang berlantaikan dua dan berukuran lumayan luas tersebut.
"Siapa ya?" gumam sang pemilik rumah yang tidak lain adalah Raisa. Dia yang sedang bersih-bersih di ruang tengah pun segera pergi ke arah pintu rumah. Kemudian membukanya.
"Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh," jawabnya. Tampaklah ada tida orang yang berdiri di depannya sekarang. Sepasang suami istri dan seorang anak muda. Entah siapa, Raisa sama sekali tidak mengenali mereka bertiga.
"Selamat siang, Bu," sapa tamu laki-laki yang tertua. Dia tersenyum ramah kepada Raisa.
Raisa membalas senyuman ramah juga kepada para tamunya. "Siang. Mohon maaf kalian siapa ya?" tanyanya.
"Perkenalkan nama saya Adam, Bu. Apa ustadz Hanan-nya ada, Bu? Ada hal yang ingin kami bicarakan kepada ustadz dan Ibu," ujar laki-laki itu yang ternyata adalah Adam bersama dengan istrinya yaitu Farah dan anaknya, Irsyad.
"Ada. Silahkan masuk, Pak, Bu, dan Adeknya," titah Raisa mempersilahkan ketiga tamunya itu memasuki rumahnya.
"Terima kasih, Bu," ucap Farah tersenyum. Dia dan lainnya pun mengikuti Raisa ke ruang tamu.
"Silahkan duduk, saya mau memanggil suami saya dulu," kata Raisa.
"Baik, Bu." balas Adam mempersilahkan. Dia dan Farah serta Irsyad pun duduk di sofa. Sedangkan Raisa pergi ke kamar untuk memanggil suaminya.
'Ya Allah, betapa cantiknya ibu kandung hamba, bahkan tutur katanya sangat lembut,' batin Irsyad menatap Raisa yang menjauh dari penglihatannya. Dia tersenyum getir karena rindu di hatinya sangatlah membuncah.
Di lantai atas, Raisa sudah tiba di kamarnya dan suaminya. Menghampiri suaminya yang sedang mengaji dan duduk di sampingnya.
"Abi," panggilnya.
Hanan pun menghentikan bacaannya lalu menolehkan kepala, menatap istri tercinta. "Iya, Umi?" sahutnya.
"Di ruang tamu ada tiga orang tamu. Katanya mau bicara sesuatu sama kita," beritahu Raisa.
"Siapa, Mi?" tanya Hanan mengernyit.
Raisa menghendikkan bahunya. "Umi enggak tau, Bi. Enggak kenal. Tapi, dari pakaian mereka sepertinya orang baik-baik. Yuk temuin mereka," ajak Raisa.
Hanan mengangguk. Beranjak meletakkan Al-Qur'annya ke rak, kemudian turun ke lantai bawah bersama dengan Raisa.
"Selamat siang, Ustadz Hanan," sapa Adam dengan tersenyum ramah. Dia berdiri untuk menyalami tangan Hanan. Begitu pula dengan Irsyad.
"Selamat siang, Pak, Eh? Nak Irsyad?" tanya Hanan ketika Irsyad ingin bersalaman dengannya. Hanan pun menyambut tangan Irsyad.
"Iya, Ustadz, saya Irsyad dan mereka adalah kedua orang tua angkat saya." ujar Irsyad setelah mencium punggung tangan Hanan.
"Loh, orang tua kandung kamu di mana, Nak?" tanya Hanan terkejut mengetahuinya.
Irsyad hanya diam dengan menatap Adam. "Jadi gini, Ustadz, saya dan keluarga datang ke sini ingin memberitahukan sesuatu kepada Ustadz dan Ibu." ujar Adam. "Tapi, sebelumnya saya dan istri saya sangat memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada ustadz Hanan sekeluarga, atas apa yang kami lakukan beberapa tahun yang lalu," lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jawaban Do'aku (END)
Ficción General[TAHAP REVISI] JANGAN LUPA VOTE! Minta rela kalau ada kesamaan nama ataupun hal lainnya.🙏 • Pertemuan pertama... Benar saja, sejak pertemuan pertama itulah awal dari dua hati bertemu hingga saling memendam rasa. Sejak saat itu, percikan rindu pun...