Gadis dengan kemeja putih dibalut rompi hitam dengan rok selutut berwarna biru dongker itu mengikat rambut pendeknya ke belakang, lalu merogoh ponsel dari balik saku.
Tidak lupa tali tas tripod yang tersampir di bahu nya.
Kepalanya menunduk, tangannya bergerak mengetik agenda kegiatan nya setelah pulang sekolah hari ini. Kakinya melangkah pelan, melintasi lapangan utama menuju koridor depan gedung Mipa yang tepat di samping lapangan utama.
"Agenda hari ini... Em, pertama selesain tugas Indo dulu, terus lanjut belajar SBMPTN, materinya lanjut yang kemarin terakhir di pelajari aja, terus em... Buat Ujian sekolah, mood nya belajar kapan ya?" Gumam Zia pelan.
"Zia? Belum pulang?"
Langkah Zia terhenti, menoleh ke belakang, menangkap cowok tinggi dengan kemeja putih yang sudah keluar dari celana dan agak berantakan.
Senyum Zia terpatri cerah. "Hei, Paketu!! Belum pulang juga? Lagi ada kegiatan apa?" Sapa Zia, mendongkak kecil menatap ketua kelasnya itu.
"Hooh, gaada sih. Cuman gue mau seminar online di kelas, 20 menit lagi. Kalau pulang, kayaknya gak akan keburu." Jawab Dean setelah berada di samping Zia, dan mengikuti langkahnya.
"Oh, seminar universitas?" Dean berdehem mengiyakan.
"Gimana Lo? Mau lanjut kuliah apa gimana?" Tanya Dean membuat Zia mengangguk, memasukan ponselnya ke dalam saku kemeja. "Jurusan Ilkom." lanjutnya.
Dean terkejut kecil, "Lo linjur?"
Zia mengangguk lagi, tersenyum ceria. "Yoksi."
"Kalau masuk siswa eligible, SNMPTN nya bakal diambil?"
"Diambil lah, sayang soalnya. Cuman paling gue linjur juga di SNMPTN. Meskipun, terkesan nekat banget, tapi gue gak mau milih jurusan Saintek yang gak gue pengen cuman buat keterima. Soalnya menurut gue, kalau gak dari hati, meskipun keterima, nanti ngejalanin nya susah. Dan lagi, kalau udah keterima, tapi gak diambil karena cuman setengah hati, kasian sekolah kita nanti di blacklist sama PTN nya." Ujar Zia menoleh kecil pada Dean.
"Kasian adik kelas nanti, sih. Buat yang mau ke PTN itu." Sahut Dean membuat Zia mengangguk setuju.
"Kalo Lo jurusannya?" Zia melirik kecil, "Ah, arsitektur, yah?"
Dean mengangguk, "Kalau semisal gak keterima SNMPTN, Lo mau SBMPTN kan? Persiapan belajarnya gimana?"
"Masih nyicil materi. Salah gue sih, gak belajar dari semester satu. Mau gimana lagi, gue kepikiran linjur nya aja, baru pas semester dua." Keluh Zia manyun membuat Dean terkekeh.
Zia melangkahkan kakinya menaiki tangga di samping gedung Mipa, karena kelasnya berada di lantai 3.
"Mau ikut seminar gak? Lumayan buat dapet ilmu tambahan seputar Universitas." Tanya Dean.
Zia mengangguk, "Boleh." Zia menyodorkan ponselnya. "Tolong daftarin Paketu!"
Dean menerima ponsel Zia, "Pw nya?"
"Birthday gue lah. Gak mungkin birthday Lo kan?" Canda Zia membuat Dean mendecih. "Iyalah, gila."
Zia melangkah mendekati pintu kelas saat sudah di anak tangga paling atas. "Loh... Yang dikelas cuman elo doang?" Tanyanya setelah membuka pintu.
Dean mengangguk tanpa menoleh, fokus pada ponsel Zia.
"Gue pikir-pikir elo selalu pulang telat, meskipun gak ada kegiatan. Kenapa?" Tanya Dean mendongkak menatap Zia yang jadi terdiam kaku.
Zia hanya meringis, menarik senyumnya membuat Dean mengernyit.
"Gabut banget ya hidup Lo? Atau sayang banget sama kelas ini sampai gak mau ninggalin?" Sindir Dean membuat Zia tertawa ringan. "Obsesi Lo gede juga." Cibir Dean.
KAMU SEDANG MEMBACA
H&Z [SEGERA TERBIT]
Teen FictionDemi menjadi seleb Tiktok, Zia nekat mencium Haidar, cowok datar plus dingin yang tetangga dan mantan sahabat masa kecilnya untuk dijadikan konten Tiktok yang ia buat. Sudah berekspektasi akan kena marah dan tatapan tajam yang sedingin es dari Haida...