46. Couple dan Date

22.5K 1.3K 105
                                    

"Hai, kid! This is your mom! Sekarang ibu lo umurnya baru 18 tahun dan masih SMA, ibu lagi pffftt buahahahah .... anjir gak bisa gue!" Tutur Zia terbahak keras sambil menutup wajahnya yang memerah.

Sumpah!

Untuk tren yang satu ini Zia geli sekali.

Bukan apa-apa tapi Zia masih sekolah anjir!

Boro-boro kepikiran kid-kid'an!

Yang dipikiran itu biaya sekolah, jurusan kuliah, biaya kuliah dan uang, uang, uang!

Belum lagi mimpinya.

Memang sih video ini isinya untuk diperlihatkan pada anak kita di masa depan, tapi untuk saat ini, Zia belum punya apa-apa untuk diceritakan.

Dahlah! Pokoknya untuk tren ini Zia skip!

Zia yang tengah duduk sambil melipat kedua tangan di atas meja itu jadi menoleh pada Haidar yang duduk di sebelahnya tengah anteng membaca buku di pdf yang ada di ponsel.

Mereka tengah malam mingguan dengan menunggu bakso di tukang bakso pinggir jalan yang dekat dengan perumahan mereka.

Kelas sekali kan?

Gapapa.

Zia juga tidak berekspetasi banyak.

Sekelas anak SMA mah pacarannya juga ecek-ecek. Masa mau malmingan di resto bintang lima?

Anjir kagak lah!

Di tukang bakso pinggir jalan dengan berbekal 'asal sama lo' itu udah cukup bagi Zia.

Sumpah, manjur banget mantra itu!

Atau emang dianya aja yang bucin.

TAPI...

"Lo mau sampai kapan baca buku, Hai? Lo niat malmingan sama gue atau sama buku, sih?" Protes Zia merenggut sambil berdecak, menyenggol kaki Haidar dengan kakinya sendiri.

Haidar jadi mendongkak sebelum mematikan ponselnya, menyimpan sebelah tangan di atas meja untuk menyangga dagunya sendiri dengan tubuh agak condong ke arah Zia.

Menatap Zia terang-terangan membuat Zia jadi meneguk ludah sendiri dengan jantung berdebar.

Tahu gini, mending Haidar baca buku aja dah!

"Iiiihhhh jangan gitu liatinnya!" Pekik Zia sok-sok'an berdecak sebal padahal salting parah.

Haidar jadi melengos pelan, masalahnya Haidar itu bukan anak yang banyak bicara.

Ngobrol aja jarang.

Dia bingung kalau tiba-tiba ditunjuk suruh milik topik obrolan.

"Jangan liatin gue doang dong, Hai! Ngomong apa kek!" Tutur Zia merenggut kesal.

Tuh kan!

Haidar mati kutu langsung.

Padahal bisa saja Zia saja yang mencari topik obrolan karena dia cerewet, tapi tetep cowok yang harus effort.

Haidar jadi meneguk ludah sebelum netranya mengedar ke berbagai arah, mencoba mencari topik obrolan apa saja takut Zia keburu bete parah.

"Makan, nanti baksonya dingin." Tutur Haidar ketika bakso pesanan mereka sudah diletakan ke meja.

Sialnya hanya bakso yang terlihat saat Haidar tengah cari topik.

Ah, dahlah monyet.

Zia berdecih pelan namun dia tidak banyak komentar, segera menuangkan saos, kecap dan teman-temannya sebelum mengerjap tatkala Haidar menyerahkan sendok dan garpu yang sudah dia lap dengan tisu.

H&Z [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang