Warning : Dalam cerita ini, masuk PTN itu masih jalur SBMPTN ya. Soalnya kan buat tahun 2023 masuk PTN jalurnya udah bukan SBMPTN lagi. Diingatkan lagi kalau di cerita ini masuk PTN jalurnya pas masih SBMPTN.
Disclaimer :
1. Cerita ini real punya saya
2. Dilarang keras plagiat, mikir aja sendiri.
3. Cerita ini hanya terbit di Wattpad, jika ada di aplikasi selain Wattpad, mohon laporkan dan beri tahu saya segera!
4. CERITA INI GAK ADA CASTNYA! Kalau yang tahu cerita ini dari FB, atau mungkin Titok, itu bukan Cast, cuman foto buat promosi. Selebihnya silahkan bayangkan tokohnya dengan imajinasi sendiri.H&Z
Kezzia Amalina, gadis berambut pendek sebahu yang kerap di sapa Zia itu membenarkan tali tas hitam berisi tripod yang tidak pernah lupa ia sampirkan pada bahu. Dia tampak rapih mengenakan kemeja putih dengan dasi, dibalut rompi hitam dan almamater biru dongker yang di bagian depan kanannya terdapat logo Doa Rakyat School. Tak lupa rok selutut warna serupa.
Tangan kanannya menggenggam minuman jus alpukat favoritnya yang baru saja ia beli dari kantin. Sementara tangan satu lagi merangkul tangan sahabat nya Lena.
Keduanya tengah berjalan menuju taman di depan gedung kelas 10 Mipa yang tempatnya dekat dari kantin IPS, tempat mereka berada. Hanya dibatasi oleh koridor, Tamannya tepat berada di samping koridor 10 IPA.
"Hah?! Gila lo! Gue gak mungkin bikin konten kayak gitu!" Tolak Zia, mengedikan bahu merinding setelah mereka duduk di meja besi bundar yang di cat putih, dengan empat kursi mengelilinginya.
Ada empat lahan berbentuk kontak yang dijadikan taman dengan satu meja bundar di setiap taman , masing-masing dibatasi oleh jalan dari semen yang berbentuk tanda tambah. Tamannya tampak terawat dengan rumput hijau pendek, dan bunga warna warni dalam pot yang berada di setiap sisi taman.
Lena mendudukkan diri ke kursi depan Zia, gadis cantik berwajah kebarat-baratan itu berdecak, menyugar rambut panjang yang di Curly bawahnya. Berbeda dengan Zia, Lena nampak berantakan dengan seragam putih yang sudah lepas dua kancing atasnya, tanpa dasi. Dan entah pergi kemana rompi dan almamater nya.
"Gue kan cuman memberikan saran, karena lo selalu rengek-rengek gak jelas pengen cepetan jadi seleb Tiktok!"
Tangan Lena terjulur menarik-narik tali tas tripod yang tersampir di bahu Zia. "Pake bawa-bawa ini mulu! Gak pegel bahu lo! Itu tas gak pernah lepas!" Ujarnya membuat Zia menarik paksa tali tas yang di tarik Lena.
Memang Zia selalu membawa tas hitam berisi tripod itu kemanapun. Tidak pernah lepas. Sampai banyak siswa yang mengenal Zia karena itu.
Katanya, Zia orang gila yang bawa tripod kemana-mana.
"Tapi, saran nya yang masuk akal dong, Na. Jangan yang gila. Bisa dihujat gue sama netizen, gara-gara bikin konten mature." Decak Zia kesal.
Tadinya Zia ingin meminta saran pada Lena, tentang konten apa yang harus ia buat agar viral dan cepat jadi seleb Tiktok. Namun, dengan santainya Lena menyuruh Zia melakukan challenge 'Try Kiss your boy best friend'. Gila!! Tentu saja Zia menolak.
Lena melipat kedua tangannya di depan dada. "Tapi Bep, di Indonesia itu kalau mau viral gampang, Lo tinggal bikin sensasi di Tiktok, terus diundang ke TV, viral deh. Kita itu lagi di krisis dimana sensasi lebih dihargai daripada prestasi."
Bep itu nama panggilan dari Lena untuk Zia. Artinya bukan bebep tapi Besti porever, kata Lena. Cuman Zia tahu itu hanya akal-akalan Lena saja untuk beralasan. Lena hanya memanfaatkan nama panggilannya pada Zia untuk memanasi gebetan atau pacarnya dengan cara menelepon di depan mereka dan panggil Bep. Jangan lupa tunjukan nama kontaknya juga. Kata Lena itu sangat ampuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
H&Z [SEGERA TERBIT]
Ficção AdolescenteDemi menjadi seleb Tiktok, Zia nekat mencium Haidar, cowok datar plus dingin yang tetangga dan mantan sahabat masa kecilnya untuk dijadikan konten Tiktok yang ia buat. Sudah berekspektasi akan kena marah dan tatapan tajam yang sedingin es dari Haida...