38. Haidar dan keanehannya (4)

21.9K 1.3K 38
                                    

Zia menahan napas tatkala penglihatannya penuh dengan wajah Haidar yang kian mendekat sebelum mengerjap tatkala telunjuk Haidar menyentuh bawah netranya, menyingkirkan sehelai bulu mata dari sana.

Zia masih terpaku ketika Haidar menjulurkan tangannya, menggapai sabuk pengaman milik Zia dan memasangkannya sebelum menarik tubuhnya kembali ke tempat semula.

"Iiiiihhhh!!" Teriak Zia tepat di samping telinga Haidar membuat empunya berjengit sambil tersenyum tengil.

"APAAN SIH?! HARUS BANGET DEKET-DEKET GITUH?!" Teriak Zia, mulai tantrum.

Wajah Zia memerah sampai ujung telinga dengan jantung berdebar gila, mencoba mengatur wajah agar mencebik kesal untuk menutupi salah tingkahnya.

Tapi sejujurnya Zia lumayan kesal sih, kenapa Haidar tidak mencium-,

EH!

Zia jadi menggeleng, mencoba menyadarkan dirinya kembali.

"Puas lo?!" Semprot Zia memutar bola mata kesal tatkala mendapati Haidar mengulum tawa geli.

Bibir Haidar jadi berkedut, ternyata senang rasanya saat menjahili Zia dan membuatnya marah.

Zia jadi menghembuskan napas kasar sebelum mengusap keningnya, "Jadi mau makan apa lo tadi? Bercanda lagi, gue yang terjang ya!"

Haidar sontak tersenyum miring sebelum membelokan mobilnya untuk keluar dari area parkiran tempat wisata itu.

"Coba tebak." Ujar Haidar tanpa menoleh.

"Males banget. Gak mood gue." Gumam Zia menyandarkan kepalanya dengan kasar padahal dia sedang berpikir juga.

"Ayam geprek, ya?" Tebak Zia.

H&Z

Zia menggunakan gelas minuman untuk menyangga ponselnya, membuka kamera sebelum merapihkan rambut serta riasan tipisnya dengan Haidar yang duduk di sebelahnya di Restoran yang menyediakan berbagai jenis olahan berbahan baku Ayam.

Termasuk menu favorit Haidar.

Haidar jadi menoleh pada Zia yang sedang membuat video Tiktok untuk yang kesekian kalinya.

Alis Haidar jadi terangkat saat menyadari gelas Zia dipakai penyangga ponsel.

Terus itu tripod yang dibawa buat apa?!

Haidar jadi menggeleng pelan, kelakuan Zia memang di luar nalar sedari kecil.

Pertama kalinya Haidar harus menunggu pesanan datang tanpa membaca buku karena dia lupa membawa, padahal banyak e-book yang tersedia dalam ponselnya namun Haidar lebih memilih menopang dagu dengan sebelah tangan di atas meja, menoleh sembilan puluh derajat pada Zia dan memperhatikannya dengan lekat.

Netra Haidar tidak lepas dari pergerakan sekecil apapun dari Zia membuat sudut bibirnya tertarik samar.

Zia jadi meneguk ludah, sadar di perhatikan terang-terangan dari samping. Tubuhnya mendadak kaku dengan jantung berdebar sebelum menoleh kecil pada Haidar yang masih menatapnya.

Zia hanya mampu menaikan sebelah alisnya untuk bertanya membuat Haidar mengedikan bahu santai.

Zia mencoba kembali fokus pada ponselnya, mengabaikan tatapan Haidar yang membuatnya panas dingin namun mustahil karena ujung netranya menangkap Haidar membuat Zia jadi menggigit bibir dalamnya dengan wajah perah padam.

"Apaan, si?" Pekik Zia pura-pura kesal dan menabok lengan Haidar.

"Sakit." Tukas Haidar meringis, mengusap lengannya.

"Ya, makannya jangan tengil." Tutur Zia melotot gemas sebelum menoleh tatkala ada yang memanggilnya dan Haidar.

"Lo?" Tanya Haidar mengernyit tak suka.

H&Z [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang