"Kok buru-buru? Ayo mampir dulu! Temenin gue makan, rumah gue kosong tahu." Pinta Zia membuat Haidar menatap Zia lamat sebelum tersenyum miring.
Pacarnya memang benar-benar ...
"Jangan mancing. Udah malem, kunci pintu, makan terus istirahat." Tutur Haidar menarik sebelah pipi Zia membuat empunya meringis perih.
"Iiiihhh gak peka!" Tukas Zia mengernyit kesal dengan bibir manyun membuat Haidar menatapnya dengan kening berkerut sebelum menghembuskan napas kasar.
"Lo mau digrebek bibi lo, kita berduaan tengah malem di rumah kosong?" Tanya Haidar mengedikan dagu ke rumah samping kiri yang merupakan rumah Bibi Zia.
"Iya juga sih," gumam Zia jadi berpikir kembali sebelum mengerjap, "Kita kunci aja pintu rumahnya, jadi bibi gue gak akan tahu."
Haidar menatap Zia datar sebelum mendorong kening Zia, "Jangan pura-pura polos, wajah mesum lo kelihatan jelas."
Zia sontak tertawa keras ketika berhasil menggoda Haidar membuat pacarnya mendelik dengan wajah kentara sebal.
"Ayo! Netflix and chill?" Tanya Zia dengan wajah menggoda membuat Haidar maju selangkah dan Zia sontak mundur.
"Bercanda, ayo temenin gue makan, di teras sini aja." Ajak Zia mengedikan dagu ke kursi dan meja yang terletak satu meter di belakangnya.
Dengan sedikit paksaan, akhirnya Haidar mau menurutinya. Zia jadi mengganti posisi kursinya, mendorong meja ke depan dengan dua kursi yang di dekatkan bahkan menempel. Keduanya duduk dengan Zia yang segera membuka kresek makanan dari Haidar.
"Wah, ayam bakar! Udah lama gak makan ini! Makasih loh!" Seru Zia berbinar tatkala sudah membuka sterofoam putihnya.
Haidar hanya berdehem mengiyakan sebelum menyelipkan anak rambut Zia ke belakang telinga tatkala Zia sedang menikmati makanannya.
"Makasih." Ujar Zia tersenyum dengan pipi mengembung sebelum menelan makanan dan menoleh pada Haidar.
"Tapi Lo udah makan kan?"
"Udah." Jawab Haidar pendek.
Keduanya jadi menoleh tatkala pintu pagar di buka dan Mas pengantar makanan masuk ke halaman. Bukan hanya sekali tapi tiga kali dari pengantar yang berbeda.
"Lo pesen sendiri?" Tanya Haidar menatap tiga paper bag di meja membuat Zia menggeleng pelan.
Dia sudah menghabiskan makanan dari Haidar sebelum memutuskan membuka chat.
"Oh ... ini dari temen-temen gue! Sebelum mereka ngirim lagi, gue hapus dulu statusnya!" Ujar Zia fokus menunduk pada ponsel sebelum menyimpan ponselnya dan bergegas mengintip isi paper bagnya.
"Ini dari Cici, gila makanannya mewah banget." Komentar Zia ketika melihat rupa paper bagnya saja sebelum menoleh pada Haidar. "Ini restoran mahal, Hai?"
"Iya." Jawab Haidar ketika pernah makan keluarga di sana.
"Ouh ini dari Refal! Dia ngirim Macaron, lucu banget!" Tutur Zia tersenyum gemas menatap jejeran macaron berbeda warna itu sebelum membuka paper bag lain.
"Eh ini dari Dean!" Pekik Zia senang membuat Haidar melirik sekilas.
"Dia ngirim Cromboloni." Gumam Zia tertawa pelan sebelum kembali menyimpan paper bagnya, memutuskan menyimpan semua makanan untuk besok.
Zia jadi menoleh pada Haidar yang juga menatapnya.
"Yang ngirim temen deket lo?" Tanya Haidar.
"Kita sekelas semuanya deket sih, kayak sahabat satu kelas gitu, lucu kan? Gue awalnya insecure sih di kelas mipa satu, semua muridnya otak jenius, apalagi banyak anak kelas yang golongan old money kayak Lusi sama Refal yang ngirim makanan barusan. Gue pikir mereka bakalan gak nyaman temenan sama orang biasa kayak gue, tapi ternyata enggak. Mereka baik banget, gak pilih-pilih temen dari perekonomian keluarganya, dan orangnya royal juga. Gue bersyukur sih." Ujar Zia bercerita membuat Haidar setia mendengarkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
H&Z [SEGERA TERBIT]
Teen FictionDemi menjadi seleb Tiktok, Zia nekat mencium Haidar, cowok datar plus dingin yang tetangga dan mantan sahabat masa kecilnya untuk dijadikan konten Tiktok yang ia buat. Sudah berekspektasi akan kena marah dan tatapan tajam yang sedingin es dari Haida...