13. Haidar dan ketenangannya

27.8K 1.5K 8
                                    

Minal Aidzin Walfaidzin...

Hai gais,

Kenapa cerita ini update nya lama?

Karena jumlah pembacanya belum sampai target gais.

Sebenernya aku nentuin targetnya juga nggak yang tinggi banget karena aku sadar diri jumlah pembaca cerita ini.

Lama sampai targetnya, jadi makin lama cerita ini updatenya.

Maka dari itu, tolong share gais :))

Enjoy :v

H&Z

Almamater biru yang dikenakan Haidar berkibar ujungnya, tertiup angin saat Haidar berjalan melintasi lapangan utama yang ramai oleh siswa yang berlalu lalang pada waktu istirahat ini.

Telinganya di sumbat headphone. Ia akan pergi ke lapangan futsal karena DR Class sedang berkumpul disana, ada anggota futsal yang sedang berlatih untuk pertandingan Minggu depan, dan DR Class hanya menyaksikan pertandingannya. Itung-itung buat menghebohkan latihan.

Netra Haidar bergulir pada cowok dengan seragam urakan, berjongkok di samping tangga, Bimo. Haidar berniat mengabaikannya namun langkahnya terhenti saat Bimo menginterupsi, mengkode agar Haidar membuka headphone.

"Sombong amat! Saling sapa dulu, kali. Kita kan saling kenal." Sapa Bimo berdiri kemudian terkekeh pelan setelah Haidar melepas headphone.

Haidar tidak merespon membuat Bimo tersenyum pahit, "Mana cewek lo? Gue lihat-lihat di sekolah kalian jarang bareng, ya? Apa jangan-jangan kalian cuman bohongan?"

Haidar mendengkus, menoleh datar namun dingin. "Bukan urusan lo, kan?" Ujarnya melengos pergi.

"Kenapa lo mau pacaran sama Zia? Lo kan anak DR Class, wajah lo juga gak jelek." Tanya Bimo sukses membuat Haidar menoleh, mengangkat alis, membuat dahinya berkerut.

Ditatap seperti itu membuat Bimo menaikan bahu acuh. "Zia kan gak cantik. Kalau bukan karena body nya yang wow, gue juga gak akan mau pacaran sama dia."

Bugh!!

Bimo tersungkur ke lapangan dengan suara hantaman keras, pipinya lebam, dan kepalanya pusing mendapati serangan Haidar yang cepat.

Tubuh Bimo dipaksa bangkit saat Haidar mencengkeram kerah kemejanya kuat.

Gigi Haidar bergemelutuk, dengan tatapan tajam membuat atmosfer di sekitar mereka menurun.

"Ngomong sekali lagi, lo mati. Bangsat!"

H&Z

"Haidar mana?" Tanya Adams berjalan bersama Rizal di koridor kantin menuju lapangan utama.

"Udah ke lapangan futsal duluan, katanya." Jawab Rizal.

Adams hanya mengangguk, sedangkan Rizal sibuk mengedipkan mata genit pada setiap siswi yang lewat.

Netra Adams menangkap Zen yang berjalan ke arahnya dari koridor dekat perpustakaan, sebelum lapangan utama yang berlawanan dengannya. Tangan Adams melambai tinggi. "ZEN!!"

Namun, netra Adams mengernyit saat Zen mematung saat sudah berada di pinggir lapangan membuat Adams menarik Rizal untuk segera berlari ke arah Zen.

"Itu ... Haidar kan?" Tanya Zen, tenggorokannya serasa kering.

"ANJING!! BENERAN!" Seru Adams menganga lebar saat melihat Haidar tengah menghajar Bimo habis-habisan.

"GOBLOK MALAH NONTON! AYOK PISAHIN!" Ujar Rizal panik, segera berlari membuat Zen dan Adams mengikuti.

H&Z [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang