Ayo gais, votenya mana?
Tengkyu buat yg udah menekan tombol vote dan membaca.
H&Z
Zia mendongkak, mendapati sepasang sepatu Converse hitam di depannya. Netra Zia berbinar bening menatap Haidar yang berdiri menjulang di depannya.
"Masih disini?" Haidar menaikan alis, mendapati Zia yang masih jongkok sambil menatapnya.
Lengosan keluar dari bibir Haidar, tangannya bergerak menyugar poni depannya ke belakang, lalu berujar malas. "Ayok pulang."
Sebelah alis Haidar terangkat tatkala Zia menyodorkan telapak tangannya tanpa merubah posisi jongkoknya.
"Bantuin, tolong." Pinta Zia agak merengek.
Entahlah, rasanya mulutnya selalu merengek jika berhadapan dengan Haidar.
Haidar mendesah kasar, bukan menggenggam tangan Zia, namun Haidar lebih memilih meraih lengan Zia dan membantunya berdiri. Zia merasakan lututnya agak pegal dan sedikit kesemutan di kakinya karena kelamaan jongkok.
Mulut Zia meringis saat mencoba menggerakkan kakinya untuk melangkah, tubuhnya hampir oleng jika lengannya tidak ditahan Haidar.
Tanpa sepatah kata, Haidar berjongkok dan membuka heels Zia."Gue gak bisa mijet, panggil Bi Inem pas sampai di rumah." Ujar Haidar tanpa mendongkak, beralih membuka sebelah heels Zia yang lain.
Haidar berbalik, menunjukan punggungnya membuat Zia mengangkat alis.
"Ayok naik, pulang. Gue gendong."
Hati Zia berdesir mendengarnya, netranya jadi mengerjap pelan. "Tapi gue pake rok span."
"Gak pake celana panjang?" Tanya Haidar menoleh.
"Pake ,sih." Jawab Zia pelan, dia memakai legging.
"Yaudah. Cepet. Labil terus, gue tinggal." Ujar Haidar membuat Zia menggerutu namun tidak urung tersenyum lebar.
Zia mendekat, mengangkat rok span nya sampai lutut memperlihatkan legging hitamnya, lalu memeluk leher Haidar dari belakang, membuat Haidar meraih belakang lututnya dan berdiri, menggendong Zia.
Zia mengulum senyumnya, tidak pernah membayangkan akan digendong seperti ini oleh Haidar. Zia jadi merutuk, jantungnya berdetak terlalu cepat, Zia takut akan terasa oleh Haidar apalagi bagian depan tubuh Zia menempel dengan Haidar.
"Ah, masabodo lah!" Gerutu Zia dalam hati, kepalang malu, Zia malah semakin mengeratkan pelukannya pada leher Haidar dan menyimpan dagunya ke bahu lebar Haidar.
Modus.
"Hai." Panggil Zia membuat Haidar mengerjap pelan, agak tersentak kecil.
'Hai' adalah nama panggilannya dari orang terdekat seperti keluarga dan sahabatnya.
Entah kenapa, darah Haidar berdesir jika Zia yang memanggilnya dengan nama panggilan itu.
"Hm?" Haidar hanya berdehem merespon.
"Makasih."
Alis Haidar terangkat. "Buat?"
"Semuanya. Jemput gue sampai minjem motor Rizal, sekarang gendong gue." Ujar Zia jujur, dia sangat tersentuh.
Haidar hanya berdehem sebagai jawaban.
Zia jadi tersenyum, "Terus apalagi ya? Banyak kebaikan elo ke gue itu, em... Contohnya waktu elo belain di tampar sama nyokapnya Alea, gue waktu itu shock sampai gak nanya keadaan elo. Sorry, ya. Gimana? Pipi elo baik-baik aja, kan? Lebamnya udah ilang, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
H&Z [SEGERA TERBIT]
Teen FictionDemi menjadi seleb Tiktok, Zia nekat mencium Haidar, cowok datar plus dingin yang tetangga dan mantan sahabat masa kecilnya untuk dijadikan konten Tiktok yang ia buat. Sudah berekspektasi akan kena marah dan tatapan tajam yang sedingin es dari Haida...