Gais, bagi kalian yang suka baca di aplikasi Noveltoon, bisa mampir ke karyaku yang judulnya "Korban VS Pembully". Mohon dukungannya ya 🖤
Atau kalian yang belum pernah tapi mau baca juga boleh banget. Aku tunggu dukungan kalian disana :) luv luvH&Z
Zia terduduk keras karena Bimo tersungkur sampai cengkraman pada kerah Zia lepas. Zia terbatuk hebat karena dadanya terasa sesak dan kesulitan mengambil oksigen. Tangannya mencakar semen trotoar untuk mengalihkan rasa sakitnya.
Tetes air mata jatuh pada trotoar di bawahnya, tangan Zia yang lain sudah memegang liontin kalungnya erat, kepalanya perlahan mendongkak dengan napas memburu, netranya kabur melihat punggung lelaki yang menghajar Bimo yang sesekali membalas pukulan.
Zia meneguk ludah susah payah, ia menundukkan badan merasa sangat takut barusan. Bahkan tubuhnya belum bisa berhenti bergetar.
Zia tersentak kecil saat bahunya di sentuh pelan, kepalanya mendongkak, pandangan yang tadi kabur sekarang jelas. Zia dapat melihat wajah Haidar yang menatapnya datar, sambil berjongkok menopang satu kaki di depan Zia.
"Lo gapapa?" Meskipun diucapkan dengan wajah datar, tapi suaranya mampu membuat hati Zia bergetar dan menghangat.
Zia menunduk, tangisnya tidak bisa dihentikan, ia terisak, membuat Haidar bingung, harus melakukan apa untuk menenangkan perempuan yang sedang menangis.
Bibir Haidar meringis kecil saat merasakan Zia memukul tangannya kencang sambil menangis.
"Sakit." Ujar Haidar datar tanpa ekspresi.
"Kenapa baru muncul sekarang?" Tanya Zia terisak.
Lo gak tahu apa, gue khawatir dan pengen banget ketemu Lo.
H&Z
Hari Minggu itu waktu sakral untuk rebahan dan bermalas-malasan sebelum besoknya pergi lagi ke sekolah yang melelahkan. Namun, Zia melewatkannya karena harus menemani Haidar pergi ke Mall.
Zia masih menjalankan janjinya untuk melakukan permintaan Haidar.
Setelah berjam-jam berada di Gramedia, akhirnya Haidar memutuskan buku mana yang akan dia beli.
Dan itu membuat Zia menggerutu setengah mati dalam hati, karena berjam-jam hanya ingin membeli satu buku saja.
Dan sekarang mereka berdua tengah berada di perpustakaan kota, Haidar dari dua jam yang lalu anteng membaca buku barunya dengan Zia yang bosan setengah mati di sampingnya.
Saat ini, Zia tidak sedang ingin membaca buku apalagi belajar.
Ekspetasi Zia hancur saat Haidar mengajak ke Mall, Zia pikir untuk jalan-jalan berdua seperti sepasang kekasih, namun dia hanya mengikuti Haidar di sampingnya dan tidak melakukan apapun.
Buk!!
Zia menutup bukunya keras, namun Haidar sama sekali tidak terganggu, dia masih menunduk pada buku dengan kacamatanya.
Zia memanyunkan bibirnya, kakinya bergerak-gerak bosan. Netranya jadi melirik Haidar yang berjarak satu meter di sampingnya.
Mereka tengah duduk di meja panjang di sebelah jendela besar. Zia jadi menopang dagu, memperhatikan Haidar.
Sinar matahari yang mendesak masuk melalui jendela hanya menyinari Haidar seorang seperti di efek Drakor yang sering Zia tonton. Rambut hitam Haidar jadi berkilau bening, begitu juga dengan warna kulitnya yang putih.
Rahangnya terlihat tegas dari samping, hidungnya mancung dan ketampanan nya bertambah saat memakai kacamata dengan kaos hitamnya.
Dug!!
KAMU SEDANG MEMBACA
H&Z [SEGERA TERBIT]
Teen FictionDemi menjadi seleb Tiktok, Zia nekat mencium Haidar, cowok datar plus dingin yang tetangga dan mantan sahabat masa kecilnya untuk dijadikan konten Tiktok yang ia buat. Sudah berekspektasi akan kena marah dan tatapan tajam yang sedingin es dari Haida...