31. Dijemput Haidar lagi

21.2K 1.2K 12
                                    

"Tumben hari minggu udah mandi, mau kemana?" Tanya Ibu Zia melihat anak perempuannya sudah turun dari lantai atas dan berdandan rapi.

"Besok kan udah mulai ujian praktek, jadwalnya pelajaran PKWU dulu, harus kerja kelompok buat bikin ppt sama makanan buat dijual. Sekalian sama latihan senam buat ujian praktek olahraga." Ujar Zia menjelaskan sembari menyampirkan tas tripod dan slinbag ke pundaknya.

"Minta uang Bu, buat patungan." Ujar Zia setela selesai memakai sepatu membuat air muka Ibu Zia turun sebelum berubah keruh.

"Kamu masih punya uang gak? Pakai uang kamu dulu, ya. Ibu lagi gak punya." Jawab Ibunya membuat Zia bergeming sebelum menghembuskan napas.

Sudah dia duga.

Zia jadi berdecak, jika begini terus keluarganya akan benar-benar hancur perlahan, Zia harus segera mencari part time meskipun dia akan sulit mengatur waktu karena sekarang kelas 12 sedang masa-masa sibuknya, apalagi dirinya tengah ujian praktek.

Dan yang Ayahnya sedang lakukan ketika keluarga di ujung tanduk adalah berdiam diri menerima nasib sebagai pengangguran. Ayahnya adalah seorang yang keras kepala dengan gengsi tinggi.

"Sialan emang." Gumam Zia sebelum kembali beranjak menaiki tangga pergi ke kamar untuk memecahkan celengan yang sudah dia kumpulkan selama hampir tiga tahun untuk biaya keperluan kuliah dari hasil menyisihkan uang jajan.

**

"Nanti kita latihan senam dimana, Dean?" Tanya Zia mendongkak sambil memotong stroberi menjadi dua bagian.

"Di sini. Kelompok kita yang bakal datang ke sini siang nanti, gue juga udah ijin sama yang punya rumah kok." Jawab Dean yang tengah menghadap laptop, membuat ppt sebelum menoleh pada Lia yang sedang memotong mangga sambil sesekali memakannya.

"Iya gak, Lia? Gue pinjem rumah elo buat latihan senam kelompok gue." Tanya Dean membuat Lia berdehem.

Kelompok Zia berniat membuat sandwich buah untuk mereka jual dan persentasikan sebagai tugas ujian praktek pkwu mereka. Setelah hampir satu jam, akhirnya sandwich buah sudah selesai dan dimasukan ke kulkas. Bertepatan dengan Dean menutup laptop, gerombolan anggota kelompok senamnya datang dan membuat heboh, bergerumul memasuki rumah Lia.

Padahal yang datang hanya bertiga tapi ramenya seperti sekampung.

"Ayok! Ayok! Langsung mulai aja latihan senamnya!" Ujar Ezra sembari menghubungkan bluetooth ponsel ke speaker.

Lagu senam mulai mengalun kencang dan penuh energi, Dean segera masuk ke barisan dengan Zia dan Bella di depannya, sementara Ezra, Dean dan Reynand di belakang.

Semuanya berjalan lancar, kelimanya sudah menghapal gerakan sampai Zia mengaduh ketika kakinya tidak sengaja terkilir membuat badannya terjatuh.

"Zi, lo gak papa?" Tanya Dean segera menghampiri membuat yang lain ikut mendekat.

Zia meringis sambil menggeleng dengan netra memerah. Rasanya kakinya sangat perih dan sakit.

"Kayaknya kakinya terkilir, deh." Ujar Bella.

"Lia, disini ada tukang urut gak? Atau tanya Ibu elo." Tanya Ezra membuat Lia jadi menggeleng.

"Ibu gue kan lagi gak di rumah." Jawab Lia.

"Terus gimana?" Tanya Reynand.

"Gue tanya tetangga, deh. Dia biasanya suka manggil tukang urut." Ujar Lia beranjak membuat Dean ikut berdiri.

"Gue ikut, Lia." Ujar Dean.

"Tahan dulu ya, Zia." Ujar Bella mengusap keringat di dahi Zia dengan tisu.

H&Z [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang