"Lah? Kenapa lo gak mau rayain rame-rame? Gak rame sih, maksudnya berdua doang. Biasanya sama gue aja sih, atau kayak tahun kemarin, traktiran di Cafe sama temen-temen sekelas elo."
"Ngapain? Tahun kemarin sama tahun sekarang beda keadaan Len. Gue melarat sekarang, boro-boro traktir orang bejibun begitu. Masih bisa makan sehari-hari aja udah bersyukur." Jawab Zia sambil mendekatkan ponsel pada telinga dengan sebelah tangan membenarkan sendal sebelum beranjak keluar dari halaman rumah.
Berjalan lurus menuju rumah Haidar.
"Iya, maksudnya makan berdua sama gue aja, gapapa nanti gue yang bayar, itung-itung kado yah?"
Zia terkekeh mendengarnya, "Gapapa, gak usah. Sekarang gue gak ngarepin kado apapun dari siapapun, Len. Gue umur sembilan belas mah udah gak butuh affirmation. Butuhnya duit."
Lena sontak terkekeh di sebrang telepon, "Iya juga sih, tapi keadaan ngubah elo banget, bep. Lo beda banget sama tahun lalu yang arogan dan sombong, sekarang ego lo udah menurun ya, lo jadi tahu pentingnya bersyukur ya?"
"Iya anjir." Jawab Zia menarik sudut bibirnya, merasa benar sekali.
Setelah dijatuhkan sejatuh-jatuhnya, semua hartanya di ambil, Zia baru tahu artinya bersyukur dan susahnya mencari uang.
"Nanti gue transfer deh, buat jajan ya? Anggep aja kado."
"Udah kayak sugar daddy gue lo." Celetuk Zia sambil membuka pagar rumah Haidar, berjalan membelah halaman dan mengetuk pintu depan.
"Gapapa lah. Terus sekarang, kegiatan buat merayakan bertambahnya umur lo apaan? Lo ngapain?" Tanya Lena bersamaan dengan pintu depan terbuka dan muncul Haidar di sana.
Gadis berpakaian sweater putih dengan celana jeans hitam itu sontak tersenyum senang masih dengan telepon di telinganya.
"Siapa?" Tanya Haidar mengedikan dagu pada ponsel Zia.
"Lena." Jawab Zia membuat Haidar berdehem pelan sebelum mempersilahkan masuk.
"Langsung ke kamar gue aja." Titah Haidar mengedikan dagu ke arah tangga membuat Zia sontak menoleh.
"Emang lo mau kemana?"
"Dapur, ngambil minum." Jawab Haidar membuat Zia membulatkan bibir sebelum melangkah menuju tangga.
"Anjirlah! Pantes diajak makan-makan gak mau! Yaiyalah! Orang di kurung ama pacarnya di kamar! Anjing lo berdua!"
Zia sontak tertawa mendengar umpatan Lena di sebrang telepon.
"Iya dong, ngapain punya pacar tapi rayainnya sama elo? Yang bener aja, rugi dong." Ujar Zia diakhiri tawa mengejek membuat Lena sontak mendengus.
"Bucin!! Tobat woy!! Mau apa lo ke kamarnya anjir???"
"Belajar buat tes SBMPTN anjir." Jawab Zia akhirnya membuat Lena berteriak tidak percaya.
"Lah? Serius gue. Waktu tes kan sebentar lagi, gue gak percaya diri bakalan keterima di SNMPTN, makanya gue sadar harus habis-habisan buat ngejar SBM." Tutur Zia menjelaskan, dia menginjak tangga terakhir sebelum berbelok dan menemukan pintu kamar Haidar yang terbuka.
"Iya juga sih, cuman kalian beneran gak ngerayain berdua gitu? Si Haidar gak ada inisiatif apa-apa? Ini pertama kalinya elo ulang tahun pas kalian udah pacaran loh."
"Haidar ngucapin di telepon semalem, dia juga ngajak ngerayain kok, cuman guenya yang nolak. Sayang aja, duit sama waktunya. Mending belajar bareng lah, mumpung libur. Mana emak sama keluarganya gak ada di rumah lagi." Jawab Zia sebelum melangkah masuk ke dalam kamar Haidar.
KAMU SEDANG MEMBACA
H&Z [SEGERA TERBIT]
Fiksi RemajaDemi menjadi seleb Tiktok, Zia nekat mencium Haidar, cowok datar plus dingin yang tetangga dan mantan sahabat masa kecilnya untuk dijadikan konten Tiktok yang ia buat. Sudah berekspektasi akan kena marah dan tatapan tajam yang sedingin es dari Haida...