Zia bergeming sebelum berdecak pelan, mengacak belakang kepalanya dengan gusar.
"Gak gitu, Len. Gimana ya?"
"Lah? Gak gitu gimana? Lo apa banget, sih? Gak jelas banget. Yang gue omongin bener, kan?"
Zia berdecak sekali lagi, menatap sepatu dan mengeratkan pegangan pada tali ranselnya, menatap pada para siswa yang sedang berjalan di lapangan depan untuk membubarkan diri dan pulang ke rumah lewat gerbang depan.
Netra Lena membelalak sebelum menyenggol Zia heboh, "Itu! Orangnya ada, anjir!"
Zia mengerjap, menatap Haidar yang berjalan santai berlawanan arah dengannya sebelum meneguk ludah dengan jantung berdebar.
"Kayaknya dia liatin elo, deh!" Bisik Lena.
"Ck, masa sih?" Bisik Zia jadi tidak mau diam, resah sendiri.
"Kayaknya dia mau nyamperin ke sini!" Ujar Lena.
"Apa gue puter balik aja, ya?" Tanya Zia, semenjak ciuman itu, lebih tepatnya semenjak Haidar membalas ciumannya, Zia jadi aneh sendiri.
Keseringan tidak fokus karena terlalu fokus memikirkan Haidar dengan jantung yang serasa loncat keluar. Belum lagi rasanya sesak napas melihat wajah Haidar, Zia jadi kehilangan kemampuan bicara jika netra mereka bersinggungan.
Intinya malu!
"Ck, tuh kan! Anak baik kayak dia lo manfaatin! Dasar gila!" Umpat Lena menggeleng pelan.
"Itu ide lo, anjing."
"Ya, lo mikir lah! Gue bercanda, nyet! Meskipun gue juga mau sih ciuman sama gebetan." Ujar Lena membuat Zia berdecak sambil menoyor kepalanya.
"Pokoknya lo parah!" Balas Lena menoyor kembali kepala Zia menjauh.
"Ck, buat kali ini gue gak gitu! Ah tau, dah!" Ujar Zia mengacak rambutnya frustasi.
Keduanya jadi kicep saat Haidar tiba di depan mereka. Jantung Zia mulai bertingkah lagi.
Lena menyenggol lengan Zia tidak santai membuat badannya terhuyung ke samping pelan.
"Kontrol dong! Muka lo merah banget!" Ujar Lena tanpa berbisik membuat Zia mengumpat lewat tatapan.
"Kezzia."
Argghh!! Zia menggigit bibir sambil meneguk ludah ketika suara Haidar menyapanya dengan khas membuat jantung Zia berdegup kencang.
Zia hanya mampu mengangkat sebelah alisnya untuk merespon, lidahnya tiba-tiba kelu dan tenggorokannya kering.
"Pulang." Jawab Haidar datar seperti biasa.
"Pulang berdua gitu?"
Tidak! Itu Lena yang menyahut.
Deheman mengiyakan yang di keluarkan Haidar sontak membuat keduanya terkejut bukan main.
Ini kulkas tiga puluh lima pintu kerasukan apaan ngajak pulang bareng?
Lena terkejut, tapi Zia lebih terkejut.
H&Z
Tadinya Zia kira bahwa Haidar mengajak pulang berdua karena ingin membahas tentang ciuman kemarin, namun dugaannya salah ketika Haidar malah membawanya ke Perpustakaan kota.
"Ngapain lo bawa gue ke sini, Hai?" Bisik Zia ketika mereka melewati pintu depan sebelum masuk ke gedung Perpustakaan.
Akhirnya dia buka suara duluan setelah diam lama, meskipun entah kenapa jantungnya tidak bisa diajak kompromi untuk diam jika sedang berada dekat Haidar.
KAMU SEDANG MEMBACA
H&Z [SEGERA TERBIT]
Teen FictionDemi menjadi seleb Tiktok, Zia nekat mencium Haidar, cowok datar plus dingin yang tetangga dan mantan sahabat masa kecilnya untuk dijadikan konten Tiktok yang ia buat. Sudah berekspektasi akan kena marah dan tatapan tajam yang sedingin es dari Haida...