Gais, kalian harus dengerin cover nya Kevin The Boyz yang ada di mulmed.
Sumpah suaranya Kevin sebaguss itu ♥️
Cape banget jatuh cinta sama suara dia.
H&Z
"Jadi, Bu Putri akan nampar anak perempuannya dan kamu yang ngehalangin dia, dan berakhir kamu kena pukul Bu Putri?" Tanya Abraham serius, membuat Haidar mengangguk.
Haidar tengah di introgasi mengenai kejadian kemarin sore, karena malamnya Om Kalang, pria paruh baya kemarin, menelepon Abraham yang kebetulan rekan bisnisnya.
Haidar duduk di sofa yang menghadap televisi, Abraham duduk di sofa single samping kanan Haidar.
Steffi datang, meletakan nampan berisi kopi dan cemilan ke meja. "Mamah gak nyangka, ternyata istri Pak Kalang sering main tangan sama anaknya. Kasihan, apalagi anak nya masih kecil kan?"
"Papah denger, anak laki-laki nya seumuran Haidar dan sering kabur-kaburan dari rumah." Abraham menyahut, sebelum menyesap kopi di cangkirnya.
"Tapi, adik gue bisa keren juga!!" Angga menepuk bahu Haidar lumayan keras dari belakang lalu duduk di sofa single sebelah kiri Haidar. "Lo kayak pahlawan gitu!! Bangga- bangga!" Angga memberi jempol, mengambil toples camilan dan memeluknya sambil menikmati siaran televisi.
Haidar menyandarkan punggung pada sofa, tidak menyahut.
Evalin datang dan duduk di samping Haidar di sofa yang sama. "Kak Angga kapan baliknya?"
"Baru tadi." Angga menyahut.
"Tumben, ya. Kita ngumpul sekeluarga lengkap di ruang depan. Apalagi Haidar ikut, biasanya kan dia ngumpet di kamar." Ujar Evalin melirik Haidar kecil, lalu bergerser ke tengah karena Steffi ikut duduk di sana.
"Gimana bisnis lo, Hai? Maksud gue kata Mamah lo nyoba jualan produk kan?" Tanya Angga menoleh pada Haidar.
"Gak laku. Haidar berhenti gitu aja." Steffi yang menyahut.
"Ck, lembek amat. Jangan putus asa, dong. Kalau bisnis kecil di awal pasti gak laku dulu, gak bisa langsung semua kejual. Harus step by step." Angga menjelaskan.
Haidar mendengus kecil, menyandarkan leher pada sofa sehingga kepalanya mendongkak, menutup netranya dengan lengan. "Gue gak cocok."
Abraham geram mendengarnya, dia menyimpan cangkir kopi keras. "Gak ada yang namanya cocok apa nggak. Kita semua sekeluarga bekerja di bidang bisnis, makannya kamu juga harus!! Kita kan keturunan, gak mungkin kamu berbeda sendiri."
Haidar berdecak, mengangkat lengannya, ingin memakai headphone namun ia lupa headphone nya tertinggal di kamar.
"Bener kata Papah. Kamu jadi masuk jurusan bisnis kan?" Tanya Steffi menoleh berharap.
"Kamu pasti bisa lebih sukses dari kedua Kakak kamu kalau di bisnis." Sahut Abraham yang diangguki dua kakaknya.
Ia beranjak membuat Evalin menahannya.
"Kemana lo?"
"Tidur."
Padahal Haidar tidak mau berbisnis, dia ingin berada di jalan, pilihan dan cita-citanya sendiri. Ia tidak mau ditentukan oleh orang lain.
Ini hidupnya.
Melakukan sesuatu yang tidak disukai itu tidak akan berakhir baik untuknya. Ia tidak bisa memaksakan suka bisnis karena semua keluarganya berada di bidang itu.
Haidar melangkahkan kaki, menggosok kupingnya panas seolah baru saja mendengar kata yang tidak enak didengar.
"Sial." Umpatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
H&Z [SEGERA TERBIT]
Teen FictionDemi menjadi seleb Tiktok, Zia nekat mencium Haidar, cowok datar plus dingin yang tetangga dan mantan sahabat masa kecilnya untuk dijadikan konten Tiktok yang ia buat. Sudah berekspektasi akan kena marah dan tatapan tajam yang sedingin es dari Haida...