Sudut bibir Zia tertarik ke atas sampai netranya menyipit menatap phonestrap terbarunya dengan liontin hati yang didalamnya terdapat foto Haidar yang tengah menatap datar ke arah kamera.
Bucin.
Itulah komentar teman sekelasnya tatkala Zia dengan bangga memamerkan phonestrap barunya.
Ezra sampai bingung, padahal saat bersama Bimo, Zia belum pernah jadi budak cinta begini, malah terkesan cuek.
"Iyalah, orang gue gak cinta sama Bimo." Gumam Zia saat teringat percakapannya dengan Ezra sebelum jarinya kembali meraih phonestrap foto Haidar dan tersenyum-senyum sendiri.
Seperti orang gila.
Zia memang sudah gila.
Tergila-gila dengan Haidar lebih tepatnya.
Zia mengerjap sebelum tersentak kecil tatkala orang yang tengah dia pikirkan menelponnya. Zia jadi menekan tombol hijau dan mendekatkan ponsel ke telinga.
"Halo? Ada apa ayang?" Tanya Zia langsung sebelum menahan tawa geli.
Anjirlah. Dia ingin seperi couple lain tapi entah kenapa pas praktek langsung jadi geli sendiri plus malu.
Hening sebentar, namun Haidar tidak bereaksi pada panggilan Zia barusan.
"Katanya mau belajar bareng, gue udah depan pintu rumah lo."
"Iyakah?" Tanya Zia dengan wajah tersenyum sumringah.
Zia sontak bangkit dari rebahannya di ranjang sebelum mematikan telepon dan bergegas turun ke bawah. Senyum Zia terbit sampai menyipit tatkala menemukan Haidar dengan kaos dan celana training hitam setelah membuka pintu depan rumah.
"Udah mandinya?" Tanya Zia ketika Haidar masuk ke dalam rumah Zia membuat empunya membuka kedua pintu rumahnya lebar-lebar.
Awalnya Zia menyeret Haidar untuk langsung ke rumahnya setelah pulang sekolah, mumpung rumahnya masih kosong karena keluarganya belum pulang.
Namun alasan utamanya adalah karena Zia meminta diajarkan soal SBMPTN oleh Haidar.
Namun Haidar menolak dan bilang akan mandi terlebih dahulu.
"Hm. Udah makan?" Tanya Haidar yang tengah duduk di bawah sofa, di lantai berkarpet tebal, menoleh pada Zia yang mengambil tempat di sampingnya.
"Udah! Coba tebak apa yang baru dari gue!" Tutur Zia sambil menyunggingkan senyum, mengangkat ponselnya di depan dada.
Haidar mengerjap sebelum keningnya berkerut pelan.
Haidar baru tahu jika pacaran ada kuis dadakan seperti ini.
Haidar meneguk ludah, netranya mengedar menatap Zia sebelum keningnya kembali berkerut ketika tidak ada hal baru yang dia temukan.
Mengetahui hal itu, raut wajah Zia sontak turun dengan bibir mencebik. Zia jadi menaruh ponsel ke depan meja dan mendengus sebal.
"Iiihhh gak peka! Ini loh gantungan hape!" Tutur Zia sebal, menunjuk liontin berbentuk hati itu membuat bibir Haidar sedikit terbuka.
Oh itu.
Haidar melirik phone strap sebentar sebelum kembali menatap Zia yang masih menampilkan wajah sebal.
"Lah? Reaksinya gitu aja?" Tanya Zia tidak habis pikir.
"Terus harus gimana?" Tanya Haidar pelan membuat mood Zia mendadak meluncur bebas.
"Apa kek! Ngomong! Ah, males!" Pekik Zia mendorong bahu Haidar, jadi tantrum sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
H&Z [SEGERA TERBIT]
Teen FictionDemi menjadi seleb Tiktok, Zia nekat mencium Haidar, cowok datar plus dingin yang tetangga dan mantan sahabat masa kecilnya untuk dijadikan konten Tiktok yang ia buat. Sudah berekspektasi akan kena marah dan tatapan tajam yang sedingin es dari Haida...