Zia mengernyit tatkala Haidar malah bersandar pada pintu gudang setelah barusan menguncinya, bersidekap sambil menatap Zia terang-terangan.
Netra Zia mengerjap, ingatannya tentang Haidar yang menyentuh lengan Mila mendadak membuat hatinya panas kembali. Keningnya jadi berkerut dengan bibir mengkerecut, manyun.
Zia bete parah.
Dan Haidar tahu itu.
Zia jadi memutar bola matanya malas, membuang muka, lebih memilih menatap lemari besi yang diisi banyak barang dengan susunan berantakan dibanding menatap Haidar.
"Kenapa?" Tanya Haidar akhirnya membuat Zia berdecih.
"Gapapa."
Nah, ini.
Kata sakralnya cewek.
Kata Rizal kalau cewek bilang 'gapapa' berarti jelas ada masalah.
"Kalau lo gak ngomong, gue gak akan tahu, Kezzia." Ujar Haidar membuat Zia berdecak kesal sebelum akhirnya menoleh menatap Haidar.
"Tadi! Lo pegang-pegang si Mila! Apa maksudnya?!" Tanya Zia senggak membuat kening Haidar mengernyit.
Mila siapa lagi, anjir?
Haidar jadi termenung, "Cewek depan kantin barusan?" Tanya Haidar setelah berpikir.
"IYA YANG MANA LAGI!" Jerit Zia jadi frustasi sendiri.
"Dia jatoh, Kezzia. Ya gue tolong."
"Kenapa harus ditolongin sih?" Tanya Zia berdecak sebal.
"Terus harus gue biarin jatoh?" Tanya Haidar balik dengan raut tidak habis pikir.
"Iya biarin aja jatoh! Biar dia tahu rasa!" Tukas Zia dengan napas memburu.
"Sepet banget sumpah lihat mukanya aja! Dia itu musuh gue, Haidar! Gue gak rela lo pegang-pegang dia! Dia itu iblis! Penipu endorsan! Kerjaan dia komenin Ig, video Tiktok sama story gue pake hujatan!" Omel Zia sebelum berdecak pelan.
"Bete ah." Ujar Zia mencebik kesal sebelum membuang muka.
Haidar mengerjap, menatap wajah Zia yang masih jengkel sebelum menghembuskan napas kasar. Haidar jadi berdiri tegak sebelum meraih pergelangan tangan Zia namun empunya masih enggan menoleh.
"Maaf. Nanti kalau dia jatoh lagi, gak akan gue tolongin." Tutur Haidar membuat Zia melirik sekilas.
"Kalau dia terus hate komen, blok aja akunnya." Ujar Haidar tanpa melepaskan genggaman tangannya dari Zia.
"Pernah. Terus dia pake second akun anjir, malesin banget itu orang! Gue jadi capek sendiri dan akhirnya dibiarin." Keluh Zia sebelum menghembuskan napas kasar.
"Mau gue bantu tegur?" Tawar Haidar membuat Zia menoleh sepenuhnya.
"Gak usahlah, entar panjang. Lagian cewek kayak dia emang mau cari masalah. Dia maunya kita panas! Kita yang waras, gak usah layanin dia!" Tutur Zia jadi mengerjap, tersadar bahwa dia panas sendiri gara-gara Mila.
Zia jadi tersentak pelan saat merasakan usapan jempol Haidar di pergelangan tangannya sebelum menepis lengan Haidar.
"Iiihhh gak usah pegang-pegang! Tangan lo bekas pegang Mila!" Tukas Zia membuat Haidar menatapnya lama.
"Terus maunya apa?" Tanya Haidar membuat Zia mengernyit.
"Mau keluar dari sini, sumpek! Minggir gak?" Tanya Zia namun Haidar tidak beranjak.
"Lo masih marah." Ujar Haidar membuat Zia berdecak kesal.
"Soalnya cowok gue pegang-pegang cewek lain depan ceweknya sendiri!"
KAMU SEDANG MEMBACA
H&Z [SEGERA TERBIT]
Teen FictionDemi menjadi seleb Tiktok, Zia nekat mencium Haidar, cowok datar plus dingin yang tetangga dan mantan sahabat masa kecilnya untuk dijadikan konten Tiktok yang ia buat. Sudah berekspektasi akan kena marah dan tatapan tajam yang sedingin es dari Haida...